Untuk membeli saham biasanya
ditentukan dulu jangka waktunya. Mau trading satu hari, swing trading, investasi bulanan, atau investasi tahunan (3-5
tahun). Kalau investasi tahunan, saya cenderung pilih saham yang produknya
sering dipakai atau dijumpai sehari-hari. Misalnya Indomie (ICBP), AISA (Tiga
pilar, produsen beras), ASSA, TAXI atau Kalbe (KLBF). Produk kelima perusahaan
tersebut selalu dibutuhkan masyarakat baik dalam kondisi senang ataupun susah.
Konsumsinya pun selalu naik setiap tahun.
Untuk trading satu harian, saya pilih
saham yang sedang tren naik atau yang pergerakannya dalam range tetap. Asal sudah untung 3-5% sudah saya jual. Kelemahan
trading harian adalah harus rajin mengecek indeks internasional dan regional,
memeriksa harga komoditas yang berhubungan dengan emiten, rumor dan sentimen
yang menerpa saham, dan tren-tren yang ditunjukkan chart teknikal.
Swing Trading adalah trading dengan jangka waktu
maksimal 2 minggu atau 10 hari bursa. Pilih saham-saham yang MACDnya sudah di
atas (bullish) dan saham-saham
perbankan besar (BBCA,BBRI,BTPN,BDMN,BMRI) yang sedang turun. Kenapa? Karena
jumlah saham beredar bank-bank tersebut sangat besar sehingga ada saja yang
membeli dan menjual setiap hari. Persentase keuntungan dipatok maksimal 7%,
kecuali saham yang bersangkutan terus naik sampai 10% dari harga pembukaan.
Saham yang dibeli untuk investasi
bulanan hampir sama dengan saham yang dibeli untuk investasi tahunan. Bedanya, reminder
di online trading disiapkan berbunyi kalau harga saham yang bersangkutan sudah
naik sampai 15%. Kalau kondisi bursa sedang jelek, dianjurkan saham tersebut
untuk dijual. Tapi kalau kondisi bursa bagus, laporan keuangan berstatus wajar
tanpa persyaratan dan penjualan emiten terus naik, saham tersebut lebih baik
ditahan.
Jika saham yang bisa dipilih untuk
investasi bulanan dan tahunan kategorinya tetap (saham konsumer, perbankan atau
transportasi) maka saham yang bisa dipilih untuk trading lebih sedikit. Sesuai
dengan namanya, trading yang berarti
berdagang, stockpick untuk trading
wajib mempertimbangkan tren yang sedang bergerak. Misal kalau musim tender
proyek, pilih saham konstruksi atau pilih saham ritel saat Ramadhan dan Natal
tiba.
Punya software tambahan seperti
AmiBroker memungkinkan investor mendapat informasi tambahan volume saham yang
dibeli suatu broker, saham apa yang transaksinya naik atau saham apa yang
sedang banyak dibeli investor lain. Indikator-indikator ini sekarang sudah
banyak ditemui di online trading biasa.
Komentar