Langsung ke konten utama

The Men Who Built America

Sewaktu sedang iseng-iseng browsing di Youtube, saya temukan rangkaian video yang sangat inspiratif, informatif, sekaligus menghibur, berjudul The Entrepreneur Who Built America. Video berdurasi hampir 2 jam ini ternyata adalah gabungan dari beberapa episode The Men Who Built America, salah satu program unggulan di saluran televisi History Channel yang ditayangkan 2012 lalu. Karena penasaran, saya pun memutuskan meminjam DVD nya dan menonton di kos.

Ternyata,versi asli (bukan versi Youtube yang berupa gabungan dan cuplikan) dari The Men Who Built America ini benar-benar informatif dan menginsipirasi. Film berformat dokumenter ini bercerita tentang perjalanan dan hidup dan persaingan 5 wirausaha dan pebisnis raksasa Amerika di abad 19, pasca Perang Sipil. Kelima Titan bisnis itu adalah “Commodore” Cornelius Vanderbilt (kapal dan kereta). John D. Rockefeller (minyak bumi), Andrew Carnegie (baja), J.P Morgan (bank dan listrik), dan Henry Ford (mobil massal). Serial ini terdiri atas 8 episode yang dikemas dalam 2 keping DVD. Empat episode di antaranya didedikasikan untuk persaingan Carnegie vs Rockefeller. Cerita tentang Henry Ford, misalnya, hanya mengambil waktu setengah jam lebih sedikit.
Tidak semua peristiwa dan cerita dalam serial ini melulu diperankan aktor. Sebagian peristiwa dijelaskan dengan narasi dan pendapat oleh sejumlah sejarawan dan pelaku bisnis saat ini, misalnya Carly Fiorina (mantan CEO HP) atau David Nasaw (sejarawan, penulis biografi Carnegie). Dari narasi merekalah bisa dimengerti kenapa para Titan bisnis abad 19 tersebut harus mengambil keputusan yang sulit. Penonton pun jadi mengapresiasi keberanian para Titan mengambil risiko yang sangat besar saat mengawali dan menjalankan bisnis mereka.
Secara keseluruhan, The Men Who Built America mengambil sudut pandang positif terhadap sepak terjang Titan-Titan bisnis Amerika tersebut. Walaupun keputusan mereka termasuk ilegal saat ini (memonopoli penyulingan dan pengeboran minyak, monopoli pembuatan baja, monopoli listrik oleh swasta), tapi di saat itu belum ada pebisnis lain yang berani membangun bisnis dan menanggung risiko sebesar mereka.
Ada banyak sekali hal yang bisa kita pelajari dari serial televisi ini. Kita bisa belajar bagaimana mempesona orang (terutama konsumen dan investor) dari Andrew Carnegie, bagaimana mengintimidasi orang dari John D. Rockefeller dan Commodore Vanderbilt, kita tahu bagaimana bernegosiasi dan mengukur risiko bisnis dari JP Morgan dan kita belajar menerapkan kepuasan dan keselamatan kerja dari Henry Ford.

The Men Who Built America sangat-sangat direkomendasikan untuk dimiliki. Sampai saat ini, saya sudah menonton ulang serial ini belasan kali. Sayang sekali tidak ada yang menjual DVD asli serial ini di Jogja atau Solo. Kalau ada, pasti saya langsung berlari membelinya.

Komentar

Anonim mengatakan…
Bang bagi softcopy nya dong, ane cari dimana mana kagak ada. radit_161jhs@yahoo.com thanks
Budi mengatakan…
Gan.. Jika berkenan berbagi softcopy nya.. Dijual jg ga apa2, taruh di google drive.. budi2766@gmail.com, transaksi disini

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

Istilah Kuliah : Share Swap (Tukar Saham)

Beberapa minggu yang lalu bursa saham dihebohkan oleh kegiatan share swap yang dilakukan Telkom (melalui anak perusahaannya, Mitratel) dengan Tower Bersama Infrastructure (TBIG). TLKM akan menukar 49% kepemilikannya di Mitratel dengan kepemilikan 5.9% atas TBIG. Detailnya: TLKM (pasca transaksi) punya 5.9% hak kepemilikan atas TBIG, sedangkan TBIG punya 49% kepemilikan di Mitratel. TLKM menyerahkan kepemilikan atas 49% saham Mitratel dengan kepemilikan atas 5.9% saham TBIG.