image by Gutenberg.org |
Satu lagi karya pengarang dari Little Women yang mengesankan
dan membumi. Walau Old Fashioned Girl tidak seterkenal Little Women, ceritanya
lebih sesuai bagi generasi Milennial saat ini. Bahwa kerja keras dan pikiran
yang sehat lebih berharga dari uang atau kilau kemewahan (yang kadang didapat
dari berhutang atau korupsi).
Tokoh utama Old Fashioned Girl, Polly Milton, adalah
seorang gadis desa yang bekerja di kota. Di awal cerita dikisahkan kunjungan
Polly ke rumah keluarga Shaw untuk menikmati liburan. Dari situ ia mendapat
pengalaman dan kesan tersendiri mengenai orang-orang kaya di kota, dan
bagaimana pandangan mereka terhadapnya. Bagian selanjutnya mengisahkan masa
dewasa Polly, dimana ia harus menghidupi dirinya, berkontribusi bagi masyarakat
dan berusaha diterima dalam pergaulan dengan teman-teman sebayanya. Old
Fashioned Girl ditutup dengan keputusan Polly untuk menikah dan hidup bersama
Thomas Shaw, teman masa kecilnya.
Banyak sekali cerita moral yang bisa dipetik dari Old
Fashioned Girl. Pertama adalah bagaimana hal-hal kecil seperti persahabatan,
teman bicara, lagu kuno atau rumah yang hangat (tidak harus besar) bisa membawa
kebahagiaan tersendiri. Kedua, pandanglah dunia dari segi positif, maka hidupmu
akan tercerahkan. Hal-hal buruk seperti percobaan bunuh diri dan gosip bisa
dinetralkan dengan sedikit perhatian dan kerja sama antar manusia. Hidup ini
penuh masalah. Yang kita perlukan terkadang hanyalah sedikit renungan dan
obrolan untuk mengatasinya.
Ketiga, cobalah untuk bersikap jujur dengan cara yang
elegan dan tidak menyakiti hati orang. Sulit memang. Terutama karena orang
terkadang lebih suka dengan manisnya kebohongan dan tidak siap menghadapi
pahitnya kenyataan.
Last but not least, tersenyumlah. Polly selalu berusaha
untuk tersenyum ramah karena berpikir hanya itulah yang bisa diberikannya
terhadap orang lain. Senyumnya menular dan membuat hari orang-orang yang
berpapasan dengannya lebih cerah. Tersenyumlah. Toh senyum tidak membutuhkan
biaya dan menyehatkan kita. Siapa tahu senyum kita bisa membantu orang lain.
Tidak ada salahnya tersenyum, bukan?
Tampaknya novel ini sengaja ditulis Alcott sebagai
panduan bagaimana seorang gadis mengarungi kerasnya kehidupan dan persepsi
masyarakat. Polly mungkin miskin secara harta, tapi ia punya keluarga yang
hangat dan sikap positive thinking.
Dua berkah ini justru membuatnya dihormati teman-teman (anak orang) kaya dan
mampu membuatnya masuk ke kelompok wanita karir.
Saat ini kita bisa menemukan Polly-Polly lain di berbagai
perkumpulan dan organisasi. Orang-orang yang senang berbagi membantu sesama di
samping tetap memikirkan diri dan keluarganya.
Sudahkah anda membaca Old Fashioned Girl? Bisakah anda
menemukan pesan moral lain yang bertebaran di dalamnya?
Komentar