Melanjutkan
tulisan sebelumnya tentang kendala pemasaran produk sekuritas, kali ini saya
mencoba mengajukan solusi. Talk is Cheap.
Tentu saja ide-ide yang saya utarakan bagus hanya di atas kertas. Kita tidak
akan pernah tahu keefektivannya sampai dicoba bukan? Tapi kita tidak bisa
mencoba kalau belum ada gambaran besar dan contoh solusi yang bisa dicontek.
Permasalahan
utama rendahnya penetrasi pasar modal adalah rendahnya tingkat kesadarana
masyarakat. Mayoritas orang belum kenal produk-produk pasar modal. Jadi yang
perlu dilakukan pertama adalah meningkatkan awareness
masyarakat terhadap produk pasar modal.
Ada 4 channel pemasaran yang bisa dipakai.
Antara lain : media cetak (Koran bisnis, Koran nasional, tabloid, majalah),
media elektronik (TV, radio, Youtube), sosial media (Facebook, Twitter) dan
divisi marketing tiap Manajer
Investasi atau sekuritas.
Pertama, divisi
ritel atau marketing tiap sekuritas
bisa berinovasi dengan mempekerjakan freelancer
sales ala kartu kredit atau asuransi. Freelancer
ini dibayar
dari komisi opening account tiap ia
berhasil menarik satu nasabah baru, misal IDR 20ribu per nasabah. Atau berusaha
masuk ke komunitas dan arisan. Di perkotaan, uang yang beredar tiap arisan bisa
jutaan rupiah. Daripada dipakai buat beli motor atau handphone baru, lebih bagus bila diinvestasikan ke reksadana bukan?
Sekuritas juga bisa membungkus tawaran investasi dengan promosi rekruitmen di jobfair. Sambil menjelaskan peluang
berkarir di pasar modal, mereka juga menjelaskan manfaat investasi di pasar
modal.
Sosial media seperti akun Facebook, Twitter
dan Google+ sangat bermanfaat sebagai saluran informasi bagi masyarakat awam.
Dengan hanya memntion akun-akun berpengaruh, membayar buzzer, beriklan di Facebook atau menambahakan hashtag yang menarik di Google+ dan Twitter, manajer investasi atau
sekuritas bisa menarik perhatian masyarakat akan pasar modal.
Menggunakan strategi promosi above-the-line, manajer investasi atau
sekuritas bisa beriklan di media elektronik saat prime time, terutama di saluran berita seperti MetroTV, KompasTV,
atau Bloomberg Indonesia untuk menarik perhatian kalangan menengah sadar
investasi yang lebih sering menonton berita saat prime time daripada sinetron.
Saat ada event-event
tertentu, seperti peluncuran ORI, SUKRI atau reksadana baru, manajer dan
sekuritas bisa memasang banner atau
beriklan di radio dengan jumlah pendengar besar untuk menarik perhatian
masyarakat dan menginformasikan keberadaan produk investasi pasar modal.
Komentar