Sungguh
beruntung saya karena perpustakaan daerah Magelang menyediakan Red Pyramid dan
Throne of Fire sekaligus, sehingga saya tidak perlu membeli. Penerbit Mizan
Fantasi sudah berbaik hati menyumbangkan kedua buku tersebut sehingga semua
anak di Magelang bisa menikmati jalinan cerita anak bermutu.
Throne
of Fire merupakan buku kedua dari trilogi The Kane Chronicles. Throne of Fire
menceritakan perjalanan kakak beradik Carter dan Sadie Kane yang harus mencari
Dewa Matahari Ra agar bisa mengalahkan Ular Kekacauan Apophis. Tapi sebelumnya,
mereka harus menggabungkan ketiga bagian Kitab Ra, yang terpisah di Museum
Brooklyn (New York), di Hermitage (Istana Musim Semi Tsar, Moskow) dan di Makam
Mumi Bahariya (Mesir). Mereka harus mengumpulkan Kitab Ra sekaligus
menebak-nebak rencana rahasia Vlad Menshikov, musuh mereka kali ini.
Dalam
petualangan Carter dan Sadie di Throne of Fire kali ini mereka ditemani Bes
(Dewa Orang Cebol), karena Bast (Dewi Kucing pengasuh mereka) harus memeriksan
penjara Apophis.
Dibandingkan
dengan Red Pyramid, alur cerita, deskripsi dan pengembangan kareakter dan
Throne of Fire lebih cepat, mendetail dan lebih bagus. Lelucon-leluconnya lebih
menyatu dengan jalan cerita dan lebih banyak. Pembaca tidak lagi dibingungkan
dengan karakter dan sifat tiap tokoh, serta kerumitan hubungan darah dan
emosional di antara para tokoh.
Kalau
dibandingkan dengan Lost Hero atau Son of Neptune (dari serial Percy Jackson:
Blood of Olympus) muncul kesan bahwa Throne of Fire merupakan pijakan pertama pengarang
dalam membangun alur cerita dalam serial Blood Of Olympus. Seperti serial Blood
Of Olympus, dalam Throne of Fire kita menjumpai perpindahan kebudayaan cepat,
pengorbanan nyawa dari teman yang baru ditemui dan munculnya kekuatan baru dari
tiap tokoh utamanya saat mereka terpojok.
Jika
di Red Pyramid pembaca masih dibingungkan oleh tujuan tindakan tokoh-tokohnya,
maka di Throne of Fire tujuan mereka lebih jelas. Pengembangan karakter tokoh
dari anak-anak menjadi remaja digambarkan dengan pas. Carter dan Sadie lebih
mampu bertanggung jawab, menghargai persahabatan, keluarga, waktu, masa depan,
dan mulai tertarik dengan lawan jenis.
Walaupun
menarik, tapi Throne of Fire bukan jenis buku yang akan saya baca berulang
kali. Sensasi petualangan dan kejutannya memang banyak, tapi relatif mudah
ditebak dan tidak membuat penasaran. Cukup 4 dari 5 bintang.
Komentar