Jenis
buku apa yang paling baik menemani liburan dan bisa cepat selesai? Menurut saya,
fiksi berjenis young adultlah yang terbaik.
Kebetulan Perpustakaan Daerah Magelang barus saja mendapat kiriman The Power of
Six dari penerbit Mizan Fantasi. Dan saya mendapat giliran keempta untuk
membacanya.
Menurut
situs media sosial goodreads.com ,
The Power of Six dipenuhi aksi petualangan dan perkelahian bela diri yang membuat
pembaca tidak bisa lepas dari buku ini. Bayangan saya langsung merujuk pada
tetralogi The Bourne.
Kenyataannya?
The Power of Six adalah kisah yang terlalu banyak aksi sampai-sampai membuat
ceritanya kering. Inti ceritanya sederhana: menyelamatkan diri dari kejaran
musush. Sayangnya, terlalu banyak tindakan tanpa alasan dan tujuan yang dilakukan
sejumlah protagonisnya. Mereka nyaris tidak pernah melakukan serangan balik
atau melawan musuhnya. Selain asmara, tidak ada koneksi emosi lain di antara
mereka. Akibatnya, cerita fiksi ini jadi membosankan.
Nyaris
tidak ada, jarang sekali, pesan moral yang disuguhkan, selain spontanitas dan resilience. Kalau dibaca ulang beberapa
kali, sebetulnya fiksi ini bisa lebih menarik dengan menambahkan unsur humor,
tragedi kemanusiaan, atau kematian kekasih tokoh utama. Tapi ketiadaan humor
dan tragedi membuat novel ini sangat membosankan. 1 dari 5 bintang.
Komentar