Saat sekolah kita diajarkan
untuk selalu mengutamakan atau mengerjakan tugas terlebih dulu baru
bersenang-senang. Semakin awal kita bisa merampungkan pekerjaan rumah semakin
cepat kita bisa bermain basket atau menonton laga bulutangkis.
Semenjak lulus dari bangku
sekolah dan mencicipi dunia kerja, kita dihadapkan dengan pola yang berbeda.
Semakin cepat menyelesaikan tugas, kita justru dilimpahi tugas lebih banyak.
Karena kita lebih cerdas dan produktif mengelola beban kerja dan waktu, kita
justru dilimpahi tugas lebih banyak. Bayangan rekreasi di kebun buah atau naik roller coaster langsung lenyap saat
tugas baru dilimpahkan, persis seusai kita merampungkan tugas “normal”. Walau
sebal kita wajib menerima, meski seringnya tugas ini bukan job-desc kita.
Saat itulah kita tersadar bahwa
dunia sekolah dan dunia kerja adalah dua hal yang berbeda. Kita tidak bisa
liburan atau refreshing seusai
menyelesaikan tugas. Sebaliknya, tugas-tugas baru menanti. Kita kemudian
merutuki kemalangan kita, menyesali peluang liburan yang tersia-sia karena kita
memilih untuk mengerjakan tugas demi mengejar tenggat waktu.
Sebaiknya kita tidak
mengorbankan jeda jam kerja, waktu libur akhir minggu atau cuti tahunan hanya
demi mengerjakan tugas. Libur, cuti dan istirahat adalah hak kita. Perusahaan
atau kantor sengaja memberi kita jeda dari pekerjaan agar pikiran dan tubuh
bisa beristirahat.
Kalau direnungkan lebih dalam,
pekerjaan baru selalu datang, secepat apapun kita mengerjakan tugas sebelumnya.
Tugas datang seolah tidak ada habisnya, membuat kita lelah dan kehabisan nafas.
Saat itulah kita butuh ruang untuk menjauh sebentar dan menyegarkan diri. Salah
satu caranya: ambil cuti atau berlibur. Beberapa jam tidur siang dan
bermalas-malasan di rumah atau dua hari berlibur di tempat wisata bisa
menyegarkan pikiran dan tubuh dari beban yang menghimpit sehari-hari. Ingat
satu hal: lupakan semua tentang pekerjaan dan tugas saat sedang berlibur.
Ambillah jeda barang sejenak.
Beristirahatlah. Berliburlah. Bersenang-senanglah. Hidup ini terlalu singkat
untuk dihabiskan hanya dengan bekerja. Nikmatilah hidup selagi bisa.
Komentar