Langsung ke konten utama

Time Management


Sudah akhir minggu tapi tugas untuk deadline  Senin belum selesai? Jadwalnya mengunjungi klien tapi pilih dugem? Ada presentasi 2 hari lagi, materi belum utuh tapi teman sekantor mengajak karaoke? Besok ada 3 presentasi sekaligus dan belum satupun yang benar-benar siap? Bisa jadi anda bermasalah dengan time management.

Sudah sering ditemui anak sekolah, pekerja kantoran, businesswoman  bahkan ibu rumah tangga yang pengaturan waktunya kacau balau. Waktunya belajar malah bermain. Waktunya meninabobokan anak justru terlena sinetron. Waktunya bersiap rapat malah main game,dst. Giliran tenggat waktu habis, mereka menggerutu dan mengeluh kekurangan waktu mengerjakan kewajiban mereka
Di Indonsia dan negara-negara equator lainnya, manajeme waktu buruk terkait erat dengan kebiasaan terlambat dan membuang waktu (misalnya: menunda-nunda pekerjaan). Ketiga hal tersebut, sedihnya, adalah identitas dan budaya Indonesia. Hampir semua orang terlambat. Janjian jam 8 pagi, artinya jam 9.30 orang baru akan berkumpul.
image courtesy of www.salmanahsan.com
Apa dampak negatif dari buruknya manajemen waktu seseorang? Paling kentara ia akan dijauhi dan diremehkan teman-temannya. Apalagi bila bekerja tim. Manajemen waktu buruk sama dengan tukang nebeng atau freerider. Baru datang saat pekerjaan sudah tuntas.
Bila bekerja individu, orang dengan manajemen waktu buruk biasanya akan keteteran sendiri. Ia sering merasa kesal dan marah karena harus mengerjakan tugas itu sendirian dan merasa hidup tidak adil karena tenggat waktunya sedikit. Padahal tugas atau pekerjaannya sudah diberikan dari bulan lalu dan teman-temannya sudah mengumpulkan berminggu-minggu lalu. Dianya saja yang sibuk futsal dan main game di kantor.
Bagaimana membuat manajemen waktu yang bagus? Sayangnya tidak ada rumus baku disini. Saya sendiri punya satu prinsip untuk mengatur waktu, yaitu istirahat total di akhir minggu. Saya menolak bekerja atau kerja kelompok di akhir minggu. Konsekuensina: saya harus mengebut semua tugas saat weekdays. Dan saya menikmati hal itu. Itulah trade-off  (pertukaran) yang harus saya lakukan bila ingin beristirahat total di akhir minggu.

Tentu saja ada hal-hal tidak enak lain yang muncul dari prinsip saya. Mulai dari dicap tidak setia kawan, dikeluhkan terlalu cepat bekerja, atau jadi bahan gunjinga. Tapi orang-orang yang melakukan ketiga hal tersebut tidak mau mencoba memperbaiki diri mereka sendiri. Jadi, buat apa ambil pusing?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

Istilah Kuliah : Share Swap (Tukar Saham)

Beberapa minggu yang lalu bursa saham dihebohkan oleh kegiatan share swap yang dilakukan Telkom (melalui anak perusahaannya, Mitratel) dengan Tower Bersama Infrastructure (TBIG). TLKM akan menukar 49% kepemilikannya di Mitratel dengan kepemilikan 5.9% atas TBIG. Detailnya: TLKM (pasca transaksi) punya 5.9% hak kepemilikan atas TBIG, sedangkan TBIG punya 49% kepemilikan di Mitratel. TLKM menyerahkan kepemilikan atas 49% saham Mitratel dengan kepemilikan atas 5.9% saham TBIG.