Walau diklaim sebagai international best seller,
tetapi Gorilla jarang ditemui di berbagai rak buku di 2011. Mungkin karena
penerbitnya kurang tenar (Penerbit Linikata) atau karena pada saat itu
buku-buku Malcolm Gladwell dan Dan Brown masih menguasai penjualan.
Dilihat dari judulnya saja langsung terlihat bahwa
Chabris dan Simons menawarkan ide yang berbeda disbanding Blink karya Malcolm
Gladwell. Jika Blink menelaah keunggulan intuisi, Gorilla justru mempertanyakan
keefektifan intuisi. Hal lain yang berbeda dari Bink yaitu argument-argumen
yang mendasari tulisan Chabris dan Simons ditopang oleh serangkaian penelitian
independen yang dimuat oleh jurnal valid nan bergengsi macam Nature atau
American Journal of Physics yang bias dilihat pembaca di tiap alinea dan dicek
kesahihannya di bagian catatan.
Dalam Gorilla, kedua pengarang tersebut mengungkapkan
adanya enam ilusi yang mempengaruhi keputusan kita sehari-hari, yaitu ilusi
ingatan, ilusi pengetahuan, ilusi perhatian, ilusi keyakinan, ilusi alasan dan ilusi
potensi. Dasar dari semua ilusi tersebut adalah prasangka manusia, baik prasangka
terhadap lingkungan ataupun prasangka terhadap diri sendiri.
Chabris dan Simons menekankan bahayanya membuat
keputusan bila hanya bergantung pada intuisi saja. Seperti salah mengenali
pelaku kejahatan, salah menilai potensi diri sendiri, atau salah menunjuk
pemegang jabatan. Mereka berdua menguji berbagai hipotesis dan pendapat umum
sebelum mengemukakan keenam ilusi di atas. Dan hasilnya: kemauan berpikir
mendalam, uji statistic, kerendah hatian dan olahraga ringan dan rutin bisa
mengalahkan keenam intuisi di atas.
Gorilla yang menekankan kedalaman berpikir berbeda
dengan Blink yang berfokus pada kedangkalan berfikir. Kalau Blink mengajak kita
membuat keputusan secepat mungkin, maka Gorilla menganjurkan pembacanya untuk
mengabaikan intuisi sejenak dan menelaah setiap keputusan penting baik-baik.
Walau terkesan membosankan, tapi saran di atas sangat
bermanfaat bila kita punya waktu dan kesempatan untuk berpikir panjang.
Kumpulan riset setebal 372 halaman yang disajikan
dalam gaya bahasa lugas dan lucu ini sangat layak dikoleksi. Bagi masyarakat
awam, Gorilla menyajikan sejumlah riset yang tidak mungkin dibaca atau diakses
yang dapat memberi perspektif baru. Bagi kaum akademis atau pelajar, Gorilla
memberi contoh yang baik bagaimana menulis makalah lebih terampil, enak dan
mudah dimengerti.
Sebetulnya agak disayangkan juga kita tidak bisa
menemukan Gorilla di rak-rak buku. Terakhir di cek di bukukita.com Gorilla
dijual seharga IDR 63750.
Komentar