Langsung ke konten utama

[chicklit] The Guy Next Door by Meg Cabot

Pengarang yg terkenal dengan Princess Diariesnya ini kembali mengeluarkan sebuah novel chicklit berjudul The Guy Next Door yg diterjemahkan menjadi 'cowok impian depan rumah' oleh Gramedia. Seperti laiknya chicklit yg bernuansa ringan, novel ini juga menceritakan pertemuan standar gadis dengan pangeran impiannya yg dikemas dalam setting masa kini. Keunikan buku ini ialah karena penulis memilih bercerita dengan email yang dikirimkan oleh tokoh-tokoh dalam novelnya, terutama antar Mel dengan Nadine sahabatnya.

buku ini bercerita tentang kolumnis gossip bernama Melissa Fuller yg baru saja putus dengan pacar terakhirnya, sesama wartawan di The New York Journal named Aaron Spender.Ia menemukan tetangga sebelah rumahnya,Mrs Helen Friedlander dalam keadaan koma karena kepalanya digetok oleh (dugaan sementara) pencuri pakaian dalam yg berkeliaran di Manhattan. Mel pun terpaksa membolos 1-2 hari dari kantor karena harus mengajak jalan-jalan Paco,anjing Great Dane Mrs Friedlander dan mengurus hewan peliharaan lain tetangganya itu, sembari menunggu datangnya Max Friendlander, sang keponakan yang diharapkannya akan segera mengambil alih hewan2 peliharaan bibinya.
Di tempat lain, Max ternyata sedang bersenang-senang dgn pacar terbarunya,Vivica dan tidak bersedia mengurus peliharaan bibinya. Di sisi lain,ia tetap membutuhkan warisan sang bibi. Oleh karena itu ia mengontak teman lamanya,John Trent, untuk menggantikannya mengurus hewan2 bibinya dan memastikan ia tetap mendapatkan warisan. John yang di masa lalu berhutang budi kepada Max pun bersedia pindah ke apartemen Mrs Friendlander. John ini sendiri adalah pewaris imperium Trent di Park Avenue yang memilih untuk hidup mengikuti kata hatinya dan tidak sudi menyentuh uang keluarganya sedikitpun.
Dan disanalah Mel dan Max (alias John) bertemu. John menemui Mel untuk meminta kunci apartemen "bibi"nya dan menanyakan bagaimana cara mengurus hewan2 itu. Dan Mel pun terpesona oleh John yg digambarkan tampan, 188 cm,dan bermata hijau. Hari demi hari, mereka pun semakin dekat saja. Diawali dengan menonton film bersama sebagai teman, makan malam bersama di apartemen salah satu,kencan 'pertama' yg berakhir di klinik hewan, dan John yg setia menemani Mel ketika ia diserang flu.
Di lain pihak, ada teman-teman Mel yang khawatir bahwa "Max" hanya bermain-main dengannya dan akan segera mencampakkannya begitu ia berhasil membawa Mel ke tempat tidur (dasar orang barat ckck). Mereka terdiri atas Nadine dan Tony (tunangannya), Dolly, Tim, Angie, dan beberapa teman kantor lainnya. Cerita tentang cowok terbaru Mel bahkan menjadi "hot gossip" di Kantor The New York Journal karena Max Friedlander bereputasi sebagai buaya darat. Namun ketika Mel berhasil mengajak John ke Fresco (restoran milik Tony),mereka berbalik mendukungnya karena berpendapat bahwa"Max" sangat baik dan mereka berdua sangat cocok.
Mr. John Trent sendiri semakin hari semakin cinta dengan "tetangga" barunya itu, tapi juga takut kedoknya terbongkar dan Mel tidak mau menemuinya lagi. Sehari-hari ia curhat dengan Jason (kakaknya),Stacy (kakak iparnya), dan Mim/Genevieve Randolph Trent (sang nenek). Stacy sering memaksanya bercerita tentang Mel karena merasa sudah saatnya sang adik menikah.
Sayangnya, kebersamaan mereka hanya sebentar. Vivica, kekasih Max Friedlander yang asli mengirimkan email ke Mel yang mengungkapkan kebohongan2 John (ia sendiri sakit hati karena Max meniduri pelayan hotel). Mel pun tidak mau menemui John, bahkan meminta penjaga gedung mengganti kunci pintu Mrs.Friedlander agar John tidak bisa masuk. Sisi baiknya, ia jadi bersahabat dengan Vivica karena menganggap mereka berdua senasib. Mel pun jadi lebih fokus untuk menemukan siapa orang sudah memukul Mrs. Helen Friedlander sampai koma.
Kemudian,Max yang asli pindah ke apartemen bibinya karena ia bangkrut (Vivica menghabiskan duitnya untuk membeli patung lumba-lumba dari kayu apung). Dengan bantuan cerita dan kesaksian dari Vivica, Mel segera menyimpulkan bahwa Max-lah yang sudah menggetok kepala bibinya sendiri. Ia pun segera mengontak John (dan mereka berbaikan) untuk menangkap Max. Dari percakapan Max dan John yang disadap polisi, diketahui bahwa Max bahkan berniat membunuh bibinya dengan suntikan insulin. Ketika polisi masuk dan berusaha menangkap Max, ia lari ke tangga tempat Mel berada. Dengan segera Mel menggebuknya dengan laptop yang dibawanya.
Dari peristiwa, Mel dan John kembali dekat. Di akhir cerita,John kembali menempati apartemen Mrs.Friedlander untuk mengurus hewan-hewan. Iapun kembali berpacaran dengan Mel.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

The Last Ship

Sebuah virus yang lebih mematikan dari Ebola dan lebih menular dari SARS menyerang penduduk bumi. Belum ada vaksinnya. Penduduk dunia yang tewas karena virus bertambah dengan cepat dari hari ke hari. Harapan terakhir ada di pundak virolog Dr. Rachel Scott dan awak kapal USS Nathan James. Mereka berjuang mencari vaksin virus tersebut agar dapat segera diberikan kepada orang-orang yang terinfeksi. The Last Ship adalah tontonan yang tepat bagi wanita pencandu ketegangan tapi tidak ingin kehilangan hiburan wajah-wajah tampan. Marinir-marini kapal USS Nathan James adalah gambaran ideal pasukan angkatan laut. Taktis, kuat, gesit, lincah, serba bisa, dan lumayan punya rasa humor. Bagi para wanita, inilah salah satu serial yang memanjakan mata.