Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Klub Santap Malam Rahasia by Dana Bate

Hannah Sugarman sedang tertekan. Ia baru saja putus dari pacarnya, ia harus mencari hunian baru, dan ia semakin membenci pekerjaannya. Ide Rachel, sahabatnya, untuk mengadakan klub santap malam tak berijin di rumah induk semang barunya langsung disambarnya, walaupun itu berarti ia mengadakan usaha ilegal tanpa sepengetahuan pemilik rumah. Hannah baru menemui masalah ketika pacar barunya ternyata sudah bertunangan dengan orang lain, klub santap malamnya menyebabkan kebakaran besar, ia bertengkar dengan Rachel, dan kedua orang tuanya mengetahui bahwa ia mengundurkan diri dari kantornya yang bergengsi. Hannah pun harus belajar untuk menghadapi ketakutan terbesarnya, yaitu berterus terang kepada orang tuanya, serta memperbaiki komunikasi dengna sahabat dan induk semangnya.

How To Train Your Dragon: The Hidden World

Awal Januari 2019 ini, industri bioskop di Indonesia dimeriahkan dengan film-film bagus yang tidak klise, seperti Keluarga Cemara, Milly dan Mamet, serta Lagi Lagi Ateng. Kali ini saya ingin bercerita tentang naga kesayangan yang lucu dan menggemaskan, Toothless dan penunggangnya, Hiccup. Mereka hadir lagi pada seri ketiga How To Train Your Dragon.

Netflix Binge Watching on Januari-Februari 2019

Setelah memutuskan untuk memperbarui langganan Netflix dan meninggalkan Viu, saya kembali ke kebiasaan lama, yaitu binge watching - menonton film secara maraton di Netflix. Serial pertama yang menarik perhatian saya adalah Dragons: Race to the Edge. Serial TV dari How To Train Your Dragons ini mengisi kekosongan waktu antara film pertama dan keduanya. Di serial ini dikisahkan Hiccup dan Dragon Riders (sahabat-sahabat Hiccup: Astrid, Fishlegs, Snotlout, Ruffnut dan Tuffnut) berhadapan dengan pemburu naga yang ingin menangkap dan menjual naga.

Isle of Dogs

Kemarin waktu terbang dari Palu ke Jakarta saya iseng-iseng menonton Isle of Dogs. Saya tertarik pada film ini karena sutradaranya, Wes Anderson, terkenal akan kesukaannya terhadap gambar-gambar yang indah dan tertata rapi. Walau diakui bahwa karya-karyanya kurang sukses di pasaran, tapi ia menuai banyak pujian. Ia adalah tipe sutradara yang mengedepankan cerita dan sinematografi, tapi tidak didukung dengan usaha pemasaran yang meluas.

Theodore Boone: The Activist

setelah 2 tahun abstain, akhirnya tahun ini Gramedia kembali menerbitkan versi terjemahan Theodore Boone. Buku keempat dari seri Theo Boone yang berjudul The Activist ini mengangkat tema remaja yang menggunakan kemampuan debat dan persuasifnya untuk menentang suatu proyek pemerintah berupa jalan raya. Dalam The Activist, diceritakan proses demokrasi perwakilan di Amerika Serikat dimana dibutuhkan persetujuan dari perwakilan masyarakat untuk menyetujui usulan anggaran dan pelaksanaan suatu proyek. Dalam The Activist, Theo berusaha menggagalkan rencana pembangunan jalan raya di kota Stratton. Di samping itu ia juga menghadapi sejumlah masalah, antara lain kekecewaan karena dibebastugaskan dari tugas sebagai kepala patroli pramuka setelah salah satu temannya digigit ular dan konflik batin karena mengetahui suatu informasi yang penting tapi seharusnya dirahasiakan.

Belok Kanan Barcelona

Film lokal minggu ini yang terpilih untuk ditonton adalah Belok Kanan, Barcelona. Kenapa? Karena saya pernah membaca novelnya waktu kuliah, and it so damn funny. Ketika novel tersebut diadaptasi dalam bentuk film, saya antusias menontonnya. Bayangan yang ada, film ini mungkin akan punya cerita yang mirip dengan Negeri Van Oranje (karena jalan cerita novelnya juga mirip).

Identity Economics

Identity Economics adalah salah satu buku yang kerap dirujuk para pakar behavioral economics seperti Steven D. Levitt (Freakonomics), Richard Thaler (Nudge), serta Dan Ariely (Predictably Irrational). Berkat kerja keras George Akerlof, ekonom dan politisi dapat menebak perilaku masyarakat dan mengarahkannya agar bermanfaat bagi negara atau bangsa secara keseluruhan. Buku yang terdiri atas 10 bab yang terbagi dalam 4 babak ini menyoroti pengaruh identitas manusia dalam membentuk norma (babak 1), bagaimana norma berlaku dalam sekolah dan tempat kerja (babak 2), bagaimana gender dan ras mempengaruhi jenis pekerjaan yang didapat dan kenapa ras tertentu lebih miskin (babak 3), serta bagaimana identitas dapat mempengaruhi ekonomi serta apa yang dapat dilakukan terhadap hal tersebut (babak 4).

Aruna dan Lidahnya

Salah satu film dengan dialog dan cerita paling relatable, enak dilihat, menambah perbendaharaan kuliner dan wisata penontonnya, jalan cerita berasa keseharian banget karena sederhana dan tidak ribet adalah Aruna dan lidahnya. Film ini sukses membuat saya senyum-senyum sendiri sepanjang film. Ketika film berakhir, saya pun jadi lapar dan nggragas . Rasa-rasanya semua makanan mau dibeli dan dilahap. Aruna dan lidahnya juga ada versi video nya di Youtube channel Palari Films, yang berjudul NadEats. Di video ini, Nadezhda (Hannah Al-Rasyid) mengajak penonton mengunjungi tempat-tempat makan enak di seantero Jakarta, mulai dari Glodok, Kota, sampai Condet. Saya pernah mengunjungi salah satu restorannya, Wong Fu Ki, yang ternyata antriannya sangat panjanggg, bisa sampai sejam saja untuk mendapatkan bangku, belum termasuk menunggu makanannya. Akibat dari menonton serial NadEats ini, saya jadi tahu ada vlog Yudhis dan Lala (dari film Posesif) yang sukses membuat saya yang jomblo akut

Rich People Problems by Kevin Kwan

Oke, buku ini kocak abis. Daya tarik sekaligus kelemahan utamanya ada pada penyebutan merk-merk dari Eropa yang mencapai 30% dari narasi novel, misalnya X mengenakan jas bottega veneta, yang dipadu dengan sepatu adidas superboost, jam philippe patek, dan ikat pinggang louis vuitton. Walaupun sebagian besar pembaca belum pasti kenal siapa itu ermenegildo zegna, atau dior, tapi penyebutan merk eropa seolah menaikkan gengsi penulis cerita dan membangkitkan rasa penasaran pembacanya (kalau bingung dengan bentuk fisik dari mereka yang ditulis, datang saja ke Plaza Indonesia, niscaya kita akan paham). Dari segi pengembangan karakter, buku ketiga dari seri Crazy Rich Asians ini sangat berhasil. Pembaca dihadapkan dengan konklusi dari kisah Rachel dan Nick. Kita juga diperkenalkan lebih lanjut dengan sosok Ah Ma, patron keluarga besar Young, cerita beliau di masa lalu, serta polah tingkah sanak-saudaranya saat ia berhadapan dengan maut.

Bad Blood: Secrets and Lies In A Silicon Valley Startup by John Carreyrou

Apa yang terlintas di benak teman-teman ketika membaca judul buku ini di Periplus? Apakah langsung terbayang Taylor Swift and the gang? :D Sebelum membaca buku ini, terus terang saya tidak tahu tentang Theranos dan Elizabeth Holmes. Saya pernah membaca tulisan tentang Holmes di Fortune (yang sangat bombastis, sampai saya curiga apakah tulisan tersebut merupakan editorial), tapi tetap tidak tertarik. Ide alat sederhana untuk mengetes ratusan penyakit memang menarik, tapi alat super besar dan superlengkap saja sering salah, apalagi alat yang kecil. Selain itu industri kesehatan diregulasi dengan sangat ketat, mimpi saja kalau mau menerobos itu semua. Bad Blood menceritakan investigasi wartawan Wall Street Journal, John Carreyrou, terhadap Theranos, suatu perusahaan teknologi yang mengklaim memiliki alat yang dapat mengetes ratusan jenis penyakit hanya dengan setetes darah. Cerita dimulai dengan beberapa karyawan yang mencium adanya ketidakberesan dalam alat dan operasional Therano

The Trials of Apollo: The Dark Prophecy

Pasca berakhirnya serial Heroes of Olympus, saya rasa Riordan belum menemukan ramuan cerita terbaiknya lagi. Serial Percy Jackson masih menjadi favorit pembaca. Serial Kane (mitologi Mesir) dan Magnus Chase (mitologi Nordik) kurang menjual. Kali ini ia memilih untuk melanjutkan cerita Heroes of Olympus dengan seri Trials of Apollo. Setelah terungkap sebagai biang kerok bencana dalam Heroes of Olympus, Apollo dihukum menjadi manusia bernama Lester Papadopoulos dan harus menjalani misi yang ditetapkan Zeus, yaitu membebaskan kelima Oracle (peramal) kuno dari Triumvirate (tiga kaisar Romawi kuno) dan ular raksasa Delphi. Buku dari seri pertama, The Hidden Oracle, terasa datar dan terlalu bergantung pada karakter Percy Jackson. Pada buku pertama tersebut Riordan mencoba mengenalkan pembaca barunya akan karakter-karakter lama. Hidden Oracle bertumpu pada kenangan pembaca akan tokoh Percy, sama seperti seri ketiga Magnus Chase: Ship of The Dead, yang dibuka dengan adegan Percy me

Movie: Shoplifters

Bagaimana rasanya tinggal bersama keluarga yang tidak ada hubungan darah satu dengan yang lain? Inilah pertanyaan yang muncul saat saya membaca sinopsis Shoplifters. Dipicu oleh rasa penasaran, saya putuskan untuk membeli tiket film ini yang diputar saat penutupan Festival Film Jepang 2018. Shoplifters adalah cerita sebuah keluarga yang didera kemiskinan kronis sehingga harus mengutil (mencuri barang di toko) agar dapat bertahan hidup. Cerita diawali dengan Osamu (ayah) dan Shota (anak laki-laki) yang sedang mengutil di sebuah toko swalayan. Dalam perjalanan pulang, mereka menemukan balita/gadis kecil yang sedang bermain di luar. Malam yang sangat dingin membuat mereka memutuskan membawa balita tersebut pulang. Saat akan mengembalikannya ke rumah orang tua kandungnya, Osamu dan Nobuya (ibu) mendengarkan pertengkaran orangtua balita tersebut. Mereka pun memutuskan untuk merawat balita bernama Juri tersebut, dan mengganti namanya menjadi Rin. Dari sinilah cerita keluarga pengutil