Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Bride Wannabe by Christina Juzwar

Novel-novel  chicklit yang dilabeli ulang dengan nama wedding lit sepertinya mulai merambah rak-rak buku Togamas dan Gramedia. Setelah My Wedding Dress dan Pre-Wedding Chaos (yang tidak terlalu istimewa tapi sangat ringan dibaca), saya tertarik membaca Bride Wannabe. Novel satu ini mengangkat tema online dating . Sascha sudah 8 tahun pacaran dengan Ben, tapi tidak kunjung dilamar. Mereka putus setelah Ben memukul Sascha sampai babak belur. Atas saran sahabatnya, Sascha mencoba mencari pacar lewat internet ( online dating ). Ia berjumpa Oliver di salah satu situs perjodohan online . Setelah melalui sejumlah drama dan air mata, mereka pun memutuskan menikah di Inggris.

Supernova: Gelombang by Dewi Lestari

Serial Supernova pertama yang saya baca sampai habis adalah Partikel. Its so damn good that I reread it multiple times . The storyline, the dialogue, even the cliffhangers only second to ES Ito’s novels. Selanjutnya, saya membaca Ksatria, Putri,dan Bintang Jatuh. Walau dialog dan plot twist nya menarik, tapi tidak sebagus Partikel. Supernova terbaru, Gelombang, pun baru terbaca setelah perpustakaan lokal menyediakannya. Saya tidak   membeli satu pun serial Supernova karena perpustakaan daerah menyediakannya, dan sering tidak terbaca. Jika Partikel menyajikan realita pahit, Ksatria, Putri,dan Bintang Jatuh mengangkat imajinasi dua manusia, maka Gelombang mengangkat tema mimpi. Tokoh utama, Alfa Sagala, terlalu sempurna sehingga hanya bisa ditemui di dunia mimpi. Ia punya segalanya: tampan, tinggi, kaya, baik. Tall, dark, handsome, rich . Tapi ia selalu mencari cara agar tidak tertidur, agar tidak perlu masuk ke dunia mimpi. Pencarian Alfa akan makna mimpinya menjadi benang merah c

Menghirup Dunia by Fabiola Lawalata cs

Cerita perjalanan travel blogger semakin banyak yang dibukukan. Setelah Naked dari Trinity dan Garis Batas dari Agustinus Wibowo laris manis di pasaran, semakin banyak cerita perjalanan yang diterbitkan dalam bentuk buku. Salah satunya, Menghirup Dunia dari Fabiola Lawalata cs. Dibandingkan dengan Naked Traveler, atau The Ho[s]tel, Menghirup Dunia jelas kalah jauh. Gaya penulisannya terlalu datar, emosi penulis seolah terpendam, dan pandangan blogger akan masyarakat di tempat tujuan wisata terlalu dangkal. Menghirup Dunia lebih terasa sebagai jurnal perjalanan, dengan segala petunjuk transportasi dan penginapannya. Foto-foto yang disajikan kurang menarik, buram, dan tidak tajam. Menghirup Dunia terasa ingin menjejalkan banyak cerita dalam satu buku. Spasi antar baris yang hanya satu poin membuat saya kesulitan menikmati buku ini.

Sudut Mati by Tsugaeda

Saya sering bertanya-tanya: adakah novel aksi thriller high octane ala Tom Clancy, atau John Le Carre karya penulis asli Indonesia? Saya pernah membaca dla: Cinta dan Presiden karya Noorca Massardi, tapi ceritanya terlalu bertele-tele. Katastrofa dari Jodhi Giriarso terlalu banyak lubang di ceritanya. Sampai saya menemukan novel Sudut Mati karya Tsugaeda. Novel setebal 344 halaman ini terbit di bulan September 2015 ini mengklaim sebagai sebuah novel thriller korporasi. Sampulnya yang eye-catching dan ringkasan review nya yang cukup membuat penasaran membuat saya tertarik membaca Sudut Mati.

Talak 3 by Ismael Basbeth dan Hanung Bramantyo

Pertama kali tertarik menonton trailer Talak 3 ialah saat menunggu film Ngenest tayang. Waktu itu bioskop CGV Blitz baru saja dibuka di Jwalk, dan harga tiket nontonnya lumayan murah, IDR 20ribu untuk film lokal dan IDR 30ribu untuk film Hollywood. Saya tidak begitu tertarik menonton Ngenest, tapi itu adalah satu-satunya film lokal yang tayang jam 11.00. Sambil menunggu filmnya tayang, penonton disuguhi trailer-trailer film selama 10 menit. Dari sekian banyak trailer yang diputar, Talak 3 lah yang paling menohok. Pesan moral pernikahan yang terburu-buru, birokrat yang mudah disogok, dan pemandangan pedesaan Sleman yang cantik. I’m sold at the moment . Sesungguhnya trailer Talak 3 jauh lebih menarik dan membekas di ingatan dibanding Ngenest yang datar, membosankan, nyaris tanpa konflik, dan langka humor.

My Wedding Dress by Dy Lunaly

Sepertinya di akhir tahun 2015 yang lalu penerbit Bentang merilis satu genre bagi generasi wanita muda pembaca Indonesia, yaitu Wedding Lit. Bisa ditebak buku-buku yang masuk genre ini pasti berkaitan dengan pernikahan dan turunannya, entah dari sudut pandang kedua (calon) pengantin, pengiring pria atau wanita, keluarga mereka, atau pihak wedding organizers. Salah satunya My Wedding Dress dari Dy Lunaly.

The Maze Runner by James Dashner

Novel fiksi ketiga yang saya baca di bulan Januari 2016 adalah The Maze Runner karya James Dashner. Tiga dari empat novel yang dibaca di bulan Januari 2016 sudah saya tonton versi film adaptasinya. Secara tidak langsung saya penasaran akan versi novelnya. Kebetulan perpustakaan daerah baru saja merilis keempat buku tersebut untuk dipinjamkan. Maka jadilah saya meminjam Supernova:KPBJ, The Maze Runner, dan Jalan Lain ke Tulehu.

Jalan Lain Ke Tulehu By Zen Rs

Novel kedua yang berkesan dan terus menghantui saya adalah Jalan Lain Ke Tulehu dari Zen RS. Novel yang diadaptasi menjadi film terbaik tahun 2014 dengan judul yang sama ini berkisah tentang konflik multi dimensional di Ambon dan kekuatan kenangan. Gentur, seorang wartawan feature yang ditugaskan di Ambon, menyaksikan dan mengalami sendiri kompleksnya situasi konflik di Ambon. Di tenga-tengah konflik, kenangan almarhum kekasihnya dan konflik 1998 berhamburan di ingatannya, mengungkit kembali pertentangan batin lama: berbohong untuk menyelamatkan nyawa versus jujur tapi tewas. Novel ini secara mengejutkan berhasil menggambarkan konflik tanpa tendensi menghakimi. Ada sejarah yang bertaut prasangka, ingatan yang dibelokkan, adu kuat kepentingan, dan dialog yang gagal. Ada pula peran “pendakwah” dari luar Ambon yang justru memperkeruh suasana dengan memaksakan nilai moral mereka sendiri.

Animal Farm by George Orwell

Ada dua novel luar biasa yang saya baca di sepanjang bulan Januari 2016, yaitu novel legendaris George Orwell: Animal Farm, dan Jalan Lain Ke Tulehu karya Zen RS. Novel pertama berkisah tentang kekuasaan, yang kedua tentang pertikaian dan kenangan. Keduanya terlihat menonjol dibandingkan fiksi-fiksi lain karena berani mengangkat tema yang dekat dengan keseharian tapi diabaikan, ditakuti, dan dipandang sinis. Animal Farm berkisah tentang kekuasaan dalam metafora sekelompok hewan di peternakan. Novel ini seolah menggambarkan kondisi bangsa Indonesia di rentang waktu perjuangan kemerdekaan hingga puncak kekuasaan Soeharto, dari tahun 1925-1990. 

Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh oleh Dewi Lestari

Dewi Lestari (@deelestari) adalah salah satu legenda hidup dunia sastra Indonesia. Berbagai judul karyanya seperti Madre dan Perahu Kertas sudah terjual ribuan kopi buku, dan diangkat menjadi film lari. Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh adalah salah satu karya awalnya yang legendaris. Buku yang konon sudah laku ratusan ribu kopi sejak pertama kali diterbitkan tahun 2001 dan menjadi literatur wajib ratusan perpustakaan, persewaan buku, dan badan arsip ini adalah salah satu karya sastra Indonesia yang wajib dibaca. Dibandingkan dengan karya-karya Andrea Hirata, Supernova mungkin kurang hype . Namun gaung Supernova lebih awet hingga belasan tahun sejak pertama kali diterbitkan, sementara Laskar Pelangi sudah dilupakan orang.

Hotelicious: Trapped In The Hotel By Anna Swan

The Ho[s]tel, yang sudah diterbitkan sampai 2 judul, menyorot kualitas fasilitas pelayanan suatu hotel dan hostel dari sudut pandang konsumen. Tapi bagaimana dengan karyawan hotelnya, hotelier nya? Bagaimana rasanya bekerja di sebuah hotel? Hadirlah Hotelicious. Kumpulan pengalaman Anna Swan sebagai hotelier di sejumlah hotel berbintang lima ini bagaikan crossover antara Hotelier for Dummies dengan Naked Traveler. Lucu, ringan, dan terhubung dengan pengalaman sehari-hari pembaca. Walaupun saya bisa terpingkal-pingkal saat membaca Hotelicius, tapi tidak dibutuhkan waktu sampai 2 jam untuk menyelesaikannya. Walau ringan, Hotelicious mengharap pembacanya mampu lebih menghargai karyawan-karyawan hotel, melihat mereka sebagai sesama manusia, bukan hanya karyawan/pembantu yang bisa disuruh-suruh. Yang paling penting: Hotelicious menginformasikan bahwa profesi hotelier atau karyawan hotel cukup menjanjikan. Gaji seorang porter bisa lebih tinggi daripada Manajer Hotel di hotel yang sama.

Album Musik dan Film Terbaik 2015

Musim penghargaan sudah tiba. Seperti biasa, bulan Februari adalah waktunya berbagi award di dunia seni akting. SAG, Golden Globe, Critic’s Choce, dan diakhiri dengan Oscar. Bagi saya, film terbaik tahun ini masihlah Mad Max: Fury Road dan The Intern. The Bigh Short, karena baru rilis di bulan Januari 2016, saya anggap film keluaran 2016, bukan 2015.         Saya bukan penggemar kronis film, lebih condong menghabiskan waktu mendengarkan album-album musik yang baru rilis, atau mendengarkan radio. Dan album yang paling saya sukai dan paling sering dimainkan di Media Player adalah EMOTION karya Carly Rae Jepsen (diputar 140 kali) dan Every Open Eye dari CHVRCHES (18x). Ada juga 25 dari Adele (6x) dan Taifun dari Barasuara (5x). Tapi saya kurang cocok dengan komposisi musik 2 album terakhir, dan segera bosan sesudah mendengarnya untuk kelima kali. Saya merasa sangat cocok dengan lagu-lagu Carly Rae Jepssen di EMOTION karena alunan nada-nadanya membawa kembali ingatan ke masa

Siti by Eddi Cahyono

  Awalnya saya ragu menonton film terbaik 2014 versi FFI ini. Pertama: tone film ini hitam putih. Kedua: sutradara dan rumah produksinya kurang dikenal. Ketiga: ini film festival, yang berarti bakal membosankan atau terlalu mbulet. Tapi rasa penasaran mengalahkan keraguan. Bioskop dekat rumah pun menyediakan film ini walau hanya satu layar. Di Jogja, yang menjadi setting cerita ini, tiga merk bioskop mempersembahkan total 5 layar. Berbekal tiket seharga Rp 30ribu, es teh, pizza, dan tisu, saya memantapkan hati untuk menonton Siti. Dalam satu ruangan berkapasitas 200 penonton, cuma ada 10 orang yang menonton Siti. Layar sebelah yang menayangkan Surat Dari Praha agak lebih baik, ada 15 orang yang menonton, walau masih kalah jauh dibanding Single yang siang itu berhasil menarik puluhan anak SMP, atau Atlantos yang ditonton tiga puluhan anak TK beserta guru mereka.

Battle Of Es Krim Kacang Hijau: Campina Hula Hula Vs Wall’s Dung Dung

Image belongs to infoeskrim.com  Kurang lebih setengah tahun terakhir ini Wall’s rajin mempromosikan es krim batangan rasa kacang hijau dengan mengusung label Dung Dung. Dengan membawa kembali kenangan akan kacang hijau rumahan buatan nenek, Wall’s membangkitkan rasa penasaran konsumen akan produk barunya ini. Pesaing Wall’s, Campina, ternyata sudah lama memiliki produk serupa di bawah label Hula Hula. Iklan Campina Hula Hula yang tidak seintensif Wall’s membuat banyak orang tidak ngeh dengan keberadaan produk es krim berlabel Hula Hula.

The Last Ship

Sebuah virus yang lebih mematikan dari Ebola dan lebih menular dari SARS menyerang penduduk bumi. Belum ada vaksinnya. Penduduk dunia yang tewas karena virus bertambah dengan cepat dari hari ke hari. Harapan terakhir ada di pundak virolog Dr. Rachel Scott dan awak kapal USS Nathan James. Mereka berjuang mencari vaksin virus tersebut agar dapat segera diberikan kepada orang-orang yang terinfeksi. The Last Ship adalah tontonan yang tepat bagi wanita pencandu ketegangan tapi tidak ingin kehilangan hiburan wajah-wajah tampan. Marinir-marini kapal USS Nathan James adalah gambaran ideal pasukan angkatan laut. Taktis, kuat, gesit, lincah, serba bisa, dan lumayan punya rasa humor. Bagi para wanita, inilah salah satu serial yang memanjakan mata.

The Intern

    Benarkah saat seseorang memasuki masa pensiun ia menjadi tidak berguna, hanya menjadi beban anak cucunya? Bagaimana jika di usia pensiunnya ia masih mampu beraktivitas normal, bahkan lebih produktif dibanding pekerja-pekerja seumuran cucunya? Bagaimana jika sang senior ini bekerja di perusahaan yang sangat kekinian, sebagai karyawan magang senior? Itulah yang dilakukan Ben Whittaker. Pensiunan wakil presiden perusahaan pencetak buku telepon ini bosan dengan hidupnya yang hambar. Ia sudah bertahun-tahun pensiun, sudah 2 tahun ditinggal mati istrinya, dan anak-anaknya sibuk dengan keluarga masih-masing. Ia merindukan rutinitas masa produktifnya. Maka saat ada lowongan dari salah satu perusahaan rintisan dekat tempat tinggalnya, ia memutuskan melamar. “Experience never get old” adalah tagline yang dipasang The Intern. Dalam film ini diceritakan bagaimana Ben beradaptasi dan berinteraksi dengan sesama karyawan dan bos barunya. Walau pertama-tama ia sempat diacuhkan, pelan tapi

Begin Again Dan Lonceng Kematian Compact Disc (CD)

Baru-baru ini saya menonton Begin Again, film musikal tentang idealisme dunia musik. Greta James yang patah hati akibat pacarnya selingkuh bertemu produser musik yang melarat dan tidak produktif. Berdua, mereka membuat sebuah album musik yang direkam secara langsung di ruang terbuka ( outdoor music ). Rencananya, album yang sudah selesai itu akan diserahkan pada sebuah label untuk dipoles dan didistribusikan. Setelah mengetahui bahwa ia dan bandnya hanya mendapat 10% dari harga penjualan sebuah CD, Greta memutuskan mendistribusikan sendiri albumnya lewat internet. Hanya dalam 24 jam, 10 ribu orang membeli albumnya. Begin Again sebenarnya sebuah film tentang keluarga dan kehidupan. Bagaimana bangkit setelah terpuruk, bagaimana berdamai dengan masa lalu, dan bagaimana menghargai orang-orang terdekat. Dialognya sederhana, karakterisasi dan evolusi tiap tokohnya mulus nyaris tanpa hambatan. Latar belakang cerita yang menyorot industri musiklah yang membuat Begin Again menarik

Suite Francaise Dan Sisi Lain Perang

Pada hari Rabu, 6 januari 2016, harian cetak Kompas memuat sebuah berita menarik. Berita yang menyebutkan sambutan hangat rakyat Suriah terhadap kedatangan tentara rusia tersebut membuka sisi lain sebuah perang. Suriah yang diporak-porandakan perang saudara, dihancur leburkan ISIS, menyambut baik kedatangan pasukan Rusia. Rusia dipandang membantuk stabilitas dan menggerakkan perekonomian Suriah yang berbulan-bulan sekarat. Tentara Rusia tidak hanya menghalau ISIS dan Front Al Nusra, mereka membawa uang dan kemampuan belanja ( purchasing power ) yang sangat dibutuhkan menggerakkan roda bisnis Suriah. Sejak batalyon dan skuadron tentara Rusia datang, rakyat Suriah kembali bergairah memproduksi barang dan jasa, serta berdagang. Mereka kembali memproduksi makanan, minuman, hiburan, jasa, dan sandang untuk dijual kepada tentara Rusia. Setelah berbulan-bulan hidup dalam keputus asaan akan perang tiada akhir, rakyat Suriah kembali memiliki tujuan hidup.

The Song Machine: Inside The Hit Factory by John Seabrook

Nama Max Martin (nama aslinya: Martin Sandberg) sudah tenar sebagai jaminan lagu hits yang sering diputar radio dan direkomendasikan Youtube. Mulai dari Backsreet Boys (As Long As You Love Me, I Want It That Way, dst), Britney Spears (Hit Me Baby One More Time), Kelly Clarkson (Since U’ve Been Gone), dan puluhan lagu lainnya. Jika anda seorang penyanyi dan membutuhkan lagu hits untuk melambungkan nama anda, maka anda membutuhkan Max Martin dan kolega-koleganya: Dr. Luke, Stargate, Per Magnusson, Andreas Carlsson, dan para produser lagu Skandinavia lainnya. The Song Machine adalah buku yang didedikasikan bagi para pencipta lagu: para produser, para penulis lirik, para topliners (pengangkat suara pada lagu, sangat dibutuhkan bila suara penyanyi asli lemah dan tidak berkarakter), dan para pengatur nada. Produser-produser musiklah yang menjadi tokoh utama dalam Song Machine. Di buku ini, orang-orang seperti Max Martin, Ryan Tedder, duo Stargate (Mikkel Eriksen dan Tor Hermansen), Ti

Modern Romance by Aziz Ansari & Eric Klinenberg

What is the best comedy/humor book throughout 2015? With the rise of Twitter and satire-comedy writings, its hard to point one book that actually worth to laugh while read at the same time, until I find Modern Romance. Theoretically, this book falls into social research book. But Aziz Ansari is so renowned comedian, especially after Netflix stream his serials, Masters of None. Ansari become synonimous with heartfelt laughter. After reading its sample on Google Play Book, and laughing frantically, I decided to buy this book.

Perbandingan Cappucinno Instan Sachet: Torabika, Nescafe, dan Good Day

              Jika anda seorang pengunjung setia warung burjo, warung penyetan, atau warung tegal, anda pasti sadar kalo penjual dan pemilik warung menyediakan minuman cappucinno instan sachet dari 3 merk utama: Torabika, Nescafe, dan Good Day. Ketiga merk ini seolah menjadi minuman yang wajib disediakan. Penggemar tiap merk pun ada tersendiri. Walaupun harga per sachetnya berbeda-beda, tapi saat menjadi segelas minuman siap teguk harganya sama, 5ribu per gelas.

‘71

Di Indonesia dulu dan sekarang, area pemberontakan dan separatisme selalu menjadi ajang adu nyawa bagi tentara. Hampir tiap bulan selalu ada tentara yang terluka atau tewas karena konflik. Poso, Aceh, Ambon, Wamena, Tolikara adalah sebagian tempat konflik yang selalu menelan korban. Sebagian besar, jika tidak bisa dikatakan semua, berita selalu berfokus pada kejadian versi pihak berwenang dan mencari kambing hitam. Mereka tidak pernah berfokus pada kondisi mental dan psikologis tentara-tentara yang diterjunkan ke lapangan, seperti yang dilakukan film ’71.

Jalan Jalan Ke Antartika by Agus Supangat

Antartika. Sebuah benua di ujung selatan Bumi. Satu-satunya benua yang tidak dihuni manusia, kecuali untuk penelitian. Benua yang dingin, keras, beku, dan serba putih. Misteri yang menyelimuti Antartika setara dengan Bulan atau Mars. Ke sanalah Agus Supangat dan Muhammad Lukman mengembara pada awal tahun 2002 bersama kapal Aurora Australis dalam misi penelitian Australian Antarctic Division. Buku yang ditulis Agus Supangat, peneliti Oseanografi ini mengisahkan perjalanannya menuju, selama, dan meninggalkan Antartika. Di bagian-bagian awal, ia banyak bercerita mengenai kondisi geologis, geografis, dan meteorologis Antartika. Pembaca diajak memahami di mana letak Antartika? Seperti apa kontur dan struktur daratannya? Bagaimana cuacanya? Kenapa tidak ada hewan yang menetap di daratannya, tapi kebanyakan di lautannya? Dan berbagai pertanyaan lainnya.

Sastra Indonesia Pasca Reformasi

Sejak Soeharto diturunkan dari takhtanya, kreativitas dan ide berkembang cepat. Dunia kesenian, sastra, dan budaya bergabung dengan dunia wirausaha. Penggabungan ini dipraktekkan secara luas di masyarakat. Di satu sisi, penggabungan itu menguntungkan kreativitas, yang bisa menyebar luas menembus budaya dan kelas. Semakin banyak orang kreatif yang menggabungkan berbagai unsur seni dan budaya. Tapi di sisi lain tingkat kedalaman dan keseriusan nilai dalam budaya semakin dangkal. Dan itulah yang terjadi pada dunia sastra kita. Kalau dulu saat kita masih dijajah Belanda dan ditindas Soeharto, sastra kita dianggap bermutu karena berisi penderitaan, perjuangan, dan keinginan bertahan hidup, maka di era kebebasan ini karya-karya galau khas remaja justru membanjiri pasar, dan disukai konsumen. Sepintas memang dangkal, tapi penjualan karya sastra jenis itu yang bisa digolongkan karya chicklit atau teenlit terus meningkat. Indikasinya, semakin banyak judul buku yang diterbitkan pada gen

CSI Cyber

Hollywood tidak henti-hentinya menelurkan serial baru bagi penonton televisi. Setelah deretan CSI, CSI New York, CSI Miami, NCIS, NCIS Los Angeles, Criminal Minds, kemudian muncul CSI Cyber. Hampir sama dengan Criminal Minds dan CSI, CSI Cyber bercerita tentang divisi FBI yang menganalisis, memburu, dan menangkap pelaku kejahatan dunia maya.

Magnus Chase And The Sword Of Summer By Rick Riordan

   The long awaited young adult novel about Norse mythology finally released. Written by Rick Riordan – a writer who famously introduce Greek, Roman, and Egypt myth to kids and teens through his novels before – his newest novel sparks buzz and curiosity among his fans worldwide. These buzz and curiosity turns sour when some readers found out that: Magnus Chase apparently not so different with Riordan’s most famous character, Percy Jackson. Their similarity not lies in their looks, albeit both of them maybe share the same lean muscular physique. It is in their witty, sarcasm, and their tendency to insult higher authority that makes Magnus and Percy almost identical. Their sidekicks are no different either. Blitzen the dwarf remind us with Leo Valdez. Hearthstone the Valkyrie is Jason Grace. Samirah Al Abbas the valkyrie is an hijaber version of Piper MacLean. Feels like Riordan attached trio from Lost Hero to a blond version of Percy Jackson. Worse, Annabeth still in the sto