Langsung ke konten utama

Animal Farm by George Orwell

Ada dua novel luar biasa yang saya baca di sepanjang bulan Januari 2016, yaitu novel legendaris George Orwell: Animal Farm, dan Jalan Lain Ke Tulehu karya Zen RS. Novel pertama berkisah tentang kekuasaan, yang kedua tentang pertikaian dan kenangan. Keduanya terlihat menonjol dibandingkan fiksi-fiksi lain karena berani mengangkat tema yang dekat dengan keseharian tapi diabaikan, ditakuti, dan dipandang sinis.
Animal Farm berkisah tentang kekuasaan dalam metafora sekelompok hewan di peternakan. Novel ini seolah menggambarkan kondisi bangsa Indonesia di rentang waktu perjuangan kemerdekaan hingga puncak kekuasaan Soeharto, dari tahun 1925-1990. 

Sekelompok hewan di peternakan terpesona pidato seekor tetua babi bergerak mengorganisasi diri untuk memberontak melawan manusia pemilik lahan peternakan. Pasca berhasil mengusir manusia, dua babi paling cerdas: Snowfall dan Napoleon, mengangkat diri menjadi pemimpin. Snowfall yang pandai bicara, cerdas, berorientasi pendidikan dan pemerataan kesejahteraan segera menjadi pemimpin peternakan tersebut. Kekuasaannya berlangsung sangat singkat karena ia segera diusir Napoleon yang militeris dan tiran. Hewan-hewan lain yang tidak secerdas kedua babi tersebut, cuma menurut saja. Mereka menurut saat disuruh-suruh, dipaksa kerja rodi, dan dibuat kelaparan demi kelangsungan hidup babi-babi yang lebih cerdas.
Dalam konteks Indonesia, Snowfall adalah Soekarno: pandai bicara dan merencanakan tapi lemah berstrategi, hingga ia bisa diusir anjing-anjing Napoleon. Napoleon adalah Soeharto, kejam dan militeris, lebih peduli kelangsungan hidup diri sendiri dan kroni-kroninya, tega membantai rakyatnya, dan memelihara anjing penjanga yang kejam dan haus darah. Squealer, babi ketiga, adalah Harmoko: cerewet, pandai memelintir berita, tapi hanya peduli pada perutnya.
Walau tipis dan bisa diselesaikan dalam waktu kurang dari satu jam, Animal Farm menggambarkan suksesi kekuasaan negara yang baru merdeka dengan tepat. Saya dibuat merinding saat membacanya. Ada rasa berkecamuk saat membaca nasib Boxer si kuda dan kesembilan induk ayam yang dibantai, serasa sedang membaca berita pembantaian warga Talangsari atau penindasan oleh tentara di Urutsewu. Gambaran Napoleon yang minum-minum dengan manusia saat menjual hasil kerja keras hewan-hewan lainnya mengingatkan saya akan pesta-pesta pak harto dan kroni-kroninya saat berhasil menjual Gunung Grasberg.

Animal Farm adalah novel legendaris yang wajib dibaca siapapun. Orwell mengingatkan pembacanya untuk meningkatkan kemampuan diri, terutama kemampuan menganalisis, dan dokumentasi yang akurat, dan mengasah kemampuan berorganisasi agar tidak mudah ditindas. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

The Last Ship

Sebuah virus yang lebih mematikan dari Ebola dan lebih menular dari SARS menyerang penduduk bumi. Belum ada vaksinnya. Penduduk dunia yang tewas karena virus bertambah dengan cepat dari hari ke hari. Harapan terakhir ada di pundak virolog Dr. Rachel Scott dan awak kapal USS Nathan James. Mereka berjuang mencari vaksin virus tersebut agar dapat segera diberikan kepada orang-orang yang terinfeksi. The Last Ship adalah tontonan yang tepat bagi wanita pencandu ketegangan tapi tidak ingin kehilangan hiburan wajah-wajah tampan. Marinir-marini kapal USS Nathan James adalah gambaran ideal pasukan angkatan laut. Taktis, kuat, gesit, lincah, serba bisa, dan lumayan punya rasa humor. Bagi para wanita, inilah salah satu serial yang memanjakan mata.