Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2014

Eon & Eona by Alison Goodman

image belong to  didyouhavejuice.wordpress.com Dua buah fiksi seri karya Alison Goodman ini sebetulnya bisa saja lebih menarik andai ditambahkan kejutan-kejutan tak terduga, tidak hanya cinta melulu. Tapi karena target market serial ini adalah remaja, sedikit bisa dipahami pilihan premis dan plot Goodman. Eon adalah seorang murid punggawa naga. Ia diharapkan bisa menjadi punggawa naga Tikus selanjutnya, walau harapannya tipis karena ia sesungguhnya wanita dan bercacat fisik. Di upacara pemilihan, alih-alih dipilih oleh naga tikus, ia justru dipilih oleh Naga Kembar menjadi Punggawa Naga-nya. Naga Kembar adalah naga betina satu-satunya yang sudah menghilang ratusan tahun. Sejak saat itu, hidup Eon dipenuhi intrik politik dan pertentangan batin, hingga ia terjebak dalam pusaran konflik Istana. Ia setuju menjadi sekutu putra mahkota Kyogo, tapi ia harus menyaksikan kematian Raja dan pemberontak mengambil alih istana. Eon, dengan bantuan Ryko dan Putri Dela, berhasil kabur dari kepu

Inferno by Dan Brown

Beberapa bulan terakhir ini referensi bacaan saya meluasa. Saya mulai membaca karya-karya Tom Clancy, NH Dini, Pramoedya Ananta Toer, Louisa May Alcott (terutama Juvenilia) dan sejumlah pengarang lain yang karyanya tidak masuk rak best seller. Saya tidak lagi terkungkung pada karya Agatha Christie, Enid Blyton, John Grisham atau Michael Crichton. Sejumlah referensi tambahan membuat saya punya pandangan lebih luas soal jalan cerita dan alur kisah yang menjadi daya tarik suatu cerita. Salah satu novel fiksi yang baru-baru ini saya baca adalah Inferno karya Dan Brown. Buku ini dibaca bebarengan dengan Geography of Bliss dari Eric Weiner dan The Prague Cemetery karya Umberto Eco. Kenapa? Karena Inferno ini membosankan sekali. Alurnya lambat, penuh penjelasan dengan kalimat panjang-panjang. Banyaknya kisah flashback yang diatur acak dan dialog yang terlalu panjang mengurangi daya tarik fiksi ini. Untungnya, ada subplot-subplot yang membuat pembaca penasaran dan bersedia terus mengikuti

Best Seller for Sure: Novel Percintaan

Sebagai salah satu pengunjung setia toko buku dan perpustakaan, saya cukup rajin mengamati buku-buku apa saja yang masuk daftar buku terlaris dan berhak dipajang di rak khusus di depan kasir. Kalau tahun 2012 tren buku nonfiksi adalah tema pengembangan kepribadian, maka 2013 bertema cara cepat kaya tanpa perlu kerja. Di 2014 tema yang populer adalah biografi, karena 2014 adalah tahunnya pemilihan umum presiden dan legislatif. Sehingga, biografi tokoh-tokoh yang nyapres berserakan di bagian best seller nonfiksi.

Nasionalisasi dan Investasi

      Salah satu pertimbangan penting bagi perusahaan yang akan berinvestasi langsung, entah dengan cara membangun pabrik, king atau smelter, adalah seberapa besar kemungkinan mereka bisa beroperasi tanpa gangguan dari pemerintah. Gangguan bisa berupa sulitnya birokrasi, lambatnya kecepatan internet, perijinan terhambat, pemerasan dari pemerintah (permintaan suap), dan lain-lain. Tapi hal yang paling ditakuti pebisnis adalah nasionalisasi.

The Power of Six by Pittacus Lore

Jenis buku apa yang paling baik menemani liburan dan bisa cepat selesai? Menurut saya, fiksi berjenis young adult lah yang terbaik. Kebetulan Perpustakaan Daerah Magelang barus saja mendapat kiriman The Power of Six dari penerbit Mizan Fantasi. Dan saya mendapat giliran keempta untuk membacanya. Menurut situs media sosial goodreads.com , The Power of Six dipenuhi aksi petualangan dan perkelahian bela diri yang membuat pembaca tidak bisa lepas dari buku ini. Bayangan saya langsung merujuk pada tetralogi The Bourne.

The Prague Cemetery by Umberto Eco

image belong to arneharuric.blogspot.com Bulan ini saya mencoba menaikkan kelas bacaan fiksi saya. Kalau sebelumnya lebih banyak berkutat pada fiksi detektif, thriller, young adult atau adventure , kali ini saya mencoba bergeser ke fiksi sejarah, tepatnya fiksi sejarah karya Umberto Eco yang berjudul The Prague Cemetery. Kapten Simonini adalah seorang penduduk asli Piedmont, Turin yang berprofesi sebagai notaris. Suatu ketika, Dinas Rahasia Kerajaan Italia menyuruhnya bergabung untuk mengatasi pemberontakan Garibaldi di Sisilia. Karena tergiur dengan imbalannya, ia setuju. Sejak saat itulah ia terlibat dalam berbagai kejadian penting di berbagai tempat di Eropa.

The Geography of Bliss by Eric Weiner

image courtesy of www.citacinta.com Apakah kebahagiaan itu? Dari manakah kebahagiaan berasal? Di manakah letak kebahagiaan? Bagaimana memperoleh dan mempertahankan kebahagiaan? Pertanyaan-pertannyaan itu berkecamuk di benak Eric Weiner, seorang jurnalis radio sekaligus pencandu tas asal New York. Sejumlah pertanyaan tersebut membawanya ke Belanda menemui Ruut Veenhoven, seorang pakar kebahagiaan. Di sana, Weiner menemukan sejumlah database yang mengarahkannya ke negara-negara yang penduduknya bahagia, seperti Swiss, Bhutan, Qatar, Thailand atau Islandia. Sebagai pembanding, ia juga mengunjungi Inggris yang skor kebahagiaannya sedang-sedang saja, Moldova yang sangat muram, atau India yang bahagia dan tidak bahagia sekaligus. 

Kane Chronicles: The Throne of Fire by Rick Riordan

Sungguh beruntung saya karena perpustakaan daerah Magelang menyediakan Red Pyramid dan Throne of Fire sekaligus, sehingga saya tidak perlu membeli. Penerbit Mizan Fantasi sudah berbaik hati menyumbangkan kedua buku tersebut sehingga semua anak di Magelang bisa menikmati jalinan cerita anak bermutu. Throne of Fire merupakan buku kedua dari trilogi The Kane Chronicles. Throne of Fire menceritakan perjalanan kakak beradik Carter dan Sadie Kane yang harus mencari Dewa Matahari Ra agar bisa mengalahkan Ular Kekacauan Apophis. Tapi sebelumnya, mereka harus menggabungkan ketiga bagian Kitab Ra, yang terpisah di Museum Brooklyn (New York), di Hermitage (Istana Musim Semi Tsar, Moskow) dan di Makam Mumi Bahariya (Mesir). Mereka harus mengumpulkan Kitab Ra sekaligus menebak-nebak rencana rahasia Vlad Menshikov, musuh mereka kali ini.

Wardah Eyeshadow serie A

Kosmetik Wardah jelek. Lega rasanya meneriakkan kata itu. Jelek. Banget. Bikin jerawatan. Gatal. Kutil. Plus mahal. Wardah Eyeshadow serie A adalah produk wardah kedua yang saya coba. Yang pertama adalah lipstick Exclusive seri 34 dan 37 yang sukses membuat bibir pecah-pecah. Eyeshadow yang ini lebih buruk dari lipstiknya. Pertama: warnanya tidak keluar walau sudah memakai primer sekalipun. Kedua: menimbulkan jerawat. Saya memakainya sebagai eyeshadow di kelopak mata, muncul kutil di kelopak mata. Dipakai sebagai contour dan shading di hidung, muncul jerawat batu di hidung. Sepertinya kulit saya betul-betul tidak bersahabat dengan kosmetik yang diklaim halal ini.