Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2015

Jurassic World (2015)

Datar, minim drama, banyak aksi. Itulah kesan saya pasca menonton Jurassic World. Film keempat dari franchis Jurassic Park ini cukup sukses dari segi promosi, dengan trailer dan poster film bertebaran berbulan-bulan sebelum penayangannya. Namun kesan yang muncul pasca menonton Jurassic World tidak sedalam Jurassic Park atau The Lost World. Premis film ini masih sama : dinosaurus paling buas lepas dari kurungan, membantai sesama dinosaurus, dan mulai mengejar manusia. Perbedaannya: Velociraptor dan Tyrannosaurus Rex yang di 3 franchise awal menjadi antagonis, sekarang menjadi protagonis. Antagonis dalam seri ketiga kali ini adalah Indominus Rex, dinosaurus rekayasa genetika campuran raptor, T-Rex, kadal, ular, katak, dan hewan lainnya. Indomie bukanlah salah satu sponsor Jurassic World, jadi penamaan Indominus hanyalah kebetulan.

When To Rob A Bank By Steven Levitt Dan Stephen Dubner

Dua penulis serial Freakonomics ini termasuk penulis produktif. Setelah trilogi Freakonomics dinyatakan selesai, tanpa disangka-sangka setahun kemudian mereka menerbitkan buku baru When To Rob A Bank. Perbedaan buku keempat dengan 3 buku Freakonomics adalah: When To Rob A Bank terasa seperti naskah mentah yang belum dipoles. Hal ini wajar karena buku ini adalah kumpulan diskusi dalam blog http://freakonomics.com . Sehingga When To Rob A Bank terasa bagai persembahan Levitt dan Dubner kepada pembaca setia dan kontributor aktif blog mereka dari setelah dunia.

Revenue

image belongs to www.innroad.com       Secara kasar revenue bisa diartikan sebagai pendapatan perusahaan. Menurut istilah akuntansi, rvenue adalah uang yang diterima dari penjualan barang dan jasa. Revenue kadang disamakan dengan gross margin , yaitu total nilai penjualan dikurangi harga pokok penjualan.        Revenue ialah salah satu komponen penting dalam menilai kinerja suatu organisasi bisnis. Setinggi apapun penjualan kalau revenuenya tidak mencapai 10% dari penjualan bisa dianggap kegagalan. Semakin rendah revenue, semakin tampak kegagalan manajemen. Semakin tinggi revenue, semakin bagus kinerja manajemen.

Ketika Warung Burjo Menggusur Angkringan

image belongs to jogjanoko.blogspot.com Sekitar 5-10 tahun yang lalu, angkringan merajalela di Jogja. Sekarang jumlahnya semakin menyusut. Mayoritas mahasiswa memilih makan malam di angkringan daripada di warung. Tapi itu dulu. Seiring dengan kebangkitan kelas menengah dan semakin besarnya uang saku yang diterima mahasiswa yang berkuliah di Jogja, peran angkringan tergeser warung bubur kacang hijau, untuk mudahnya kita sebut burjo saja. Dari segi penampilan burjo lebih bersih, terang dan rapi. Fasilitasnya juga lebih lengkap. Ada meja dan kursi kayu (sebagian kursi plastik), radio, televisi, lampu 40 watt, kerupuk dan air putih gratis. Kebanyakan burjo berlantai keramik dan berdinding bata yang dicat bersih. Variasi makanannya pun lebih banyak. Dari standar burjo seperti bubur ayam, bubur kacang hijau, mi rebus dan mi goreng sampai nasi sayur dengan lauk ikan laut atau kornet sapi. Jumlah variasi nasi, mi, bubur dengan bermacam sayur, lauk dan kuah bisa setara warung tegal bia

Moneyball (The Movie)

Kalau sudah membaca bukunya, pasti cukup puas dengan film ini, walau pada mulanya terasa ada beberapa kejanggalan. Misal: karakter Paul DiPodesta yang berganti jadi Peter Brand. Lalu anak Billy Beane yang menyanyikan The Show dari Lenka, karakter Billy yang tidak seganas versi bukunya, atau karakter Art Howe yang seolah punya otoritas lebih. Namun saya teringat bahwa sebuah film adalah interpretasi personal sutradara dan penulis naskah terhadap sebuah cerita. Maka, cerita dalam film bisa berbeda jauh dengan versi buku. Apalagi jika buku itu biografi, hanya sebagian kecil yang diambil.

Mari Lari by Ninit Yunita

Bosan dengan kisah percintaan? Butuh cerita bertema keluarga? Bacalah Mari Lari. Mari Lari adalah fiksi karya Ninit Yunita yang berkisah tentang ayah-anak yang berusaha memperbaiki hubungan mereka, tentang manusia gagal yang mencoba menata hidupnya dari bawah, dan tentang bagaimana olahrga mempengaruhi keteraturan hidup seseorang.  Di tengah maraknya fiksi cinta remaja dan fiksi agama, Mari Lari berusaha menawarkan cerita keluarga yang dibungkus olahraga lari. Premisnya mungkin klise : messed up human who wants to turn things around, tapi metode penuturannya cukup menarik. Dialog ringan yang dibungkus olahraga dan keluarga berantakan, disela dosis humor yang tepat.

Playing To Win by AG Lafley and Roger L. Martin

       Strategy not (yet) a thing that amuse me. Even though some of my friends think that strategy discipline and theory is a must and must be studied at the present time if you want to be a leader or CEO, I know that you need to prove your hard skill first before moving to middle managerial level. One book that capture my attention to strategy was Playing To Win by AG Lafley and Roger L. Martin. Not only this book advertised in HBR Magazines, but also some prominent business newspaper add it to their must-read list.

Orang-Orang Pulau Oleh Giyan

   Seperti apakah budaya Madura? Bagaimana struktur masyarakatnya? Bagaimanakah kehidupan sehari-hari mereka? Bagaimana mereka bereaksi terhadap kekayaan atau kemiskinan? Apakah arti darah biru di masyarakatnya? Orang-orang Pulau berupaya memberi jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di atas.      Orang-orang Pulau adalah novel dari putera asli Madura yang diterbitkan Intrans Publishing. Novel setebal 332 halaman ini diterbitkan bulan Desember 2013.   Cetakannya cukup bagus, kertas kekuningan yang ringan. Walau demikian, diperlukan kesabaran ekstra membaca Orang-Orang Pulau. Spasi antar kata hanya 1.15. Margin kanan-kiri terlalu rapat.