Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2013

Pilih Novel Atau Film Adaptasi?

image courtesy of j-cat.deviantart.com Sejak dari jaman dahulu kala industri film berusaha menggali ide dari dunia sastra. Salah satu bentuknya adalah film adaptasi. Tak terhitung banyaknya fiksi yang diadaptasi jadi film layar lebar, serial televisi atau drama teater.

Perlukah Berhutang untuk Membiayai Kuliah?

Sudah 2 tahun ini berita tentang student debt menarik perhatian pers. Jumlah student debt sangat fantastis, mencapai $1 triliun. Beban bunga pada student debt mencapai 8%, bunga yang “rendah” untuk ukuran negara Indonesia (saat tulisan ini dibuat, BI rate di angka 7.5%) tapi mencekik leher bagi sebagian besar penduduk USA. Standar bunga (suku bunga dasar kredit) di sana hanya 2.5% (sumber: time.com).

Nobel, will Indonesia get it?

             Seorang teman pernah bertanya,”anak-anak sekolah sekarang sudah bisa memenangkan nobel sains, kenapa Indonesia tidak pernah menang Nobel betulan?”

Star Terk Into Darkness : An Ode To Khan

  Sengaja review ini ditulis 6 bulan sesudah Star Trek ditayangkan supaya spoiler nya tidak mengganggu dengan asumsi hampir semua moviegoers sudah menontonnya. Star T rek termasuk film box office, jadi ditayangkan di bioskop selama 2-4 minggu.

BI Rate Naik ke 7.5%

image courtesy of ekonomi.kompasiana.com Untuk kesekian kalinya, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan 25basis poin ke 7.5%. Gubernur BI, Agus Martowardoyo mengatakan bahwa tujuan utama dinaikkannya BI Rate adalah untuk mengatasi defisit neraca berjalan ( Current Account ).

Jakarta!: sebuah novel By Christophe Dorigne-Thomson

       Dengan melirik covernya saja kita langsung tahu bahwa novel ini kisahnya lain dari novel pasaran. Di covernya, Jakarta! melukiskan bola dunia di dalam belahan kulit durian dengan revolver sebagai pengganti huruf J di kata Jakarta. Saya akui, sampulnya mengingatkan Jakarta akan julukan tenarnya, The Big Durian.        Berkisah tentang kehidupan Edwin Marshall, seorang pembunuh bayaran dengan latar belakang bisnis manajemen, Jakarta! mengangkat tema gegar budaya dan pergeseran kekuatan geopolitik. Dengan mengambil mobilitas tokoh utamanya yang berpetualang keliling dunia, Christophe mengemukakan opininya tentang berbagai negara, antara lain: Jepang, Prancis, Jerman, China, Brazil, Paraguay, Kuba, Rusia, India, dan Indonesia. Walaupun judulnya diambil dari nama ibukota Indonesia, porsi Indonesia dan Jakarta kurang dari 10% dari keseluruhan isi novel. India dan Prancis lebih banyak disebut dan diceritakan.

Garnier BB Miracle Skin Perfector

      Entah kenapa saya selalu tertarik dengan produk dari L’oreal. Mungkin karena terlanjur cocok di kulit dan agak malas mencoba merk lain. Salah satu yang menarik perhatian saya adalah BB Cream dari Garnier ini.           Di bungkus karton dan tube sama sekali tidak ada tulisan BB cream . Hanya tercetak BB Miracle Skin Perfector : All ini-1 Perfecting Cream. Diklaim mampu membuat wajah cerah bersinar, menyamarkan bekas jerawat dan noda hitam, melembabkan dan menutrisi kulit, mengurangi kilap bagai memakai bedak dan meratakan warna kulit. Garnier BB cream sudah mengandung SPF21, PA++, Anti UVA dan UVB, serta sari lemon untuk mencerahkan dan mengangkat sel kulit mati. Ringan, mudah diratakan dan menyatu dengan warna kulit. Tidak menyumbat pori-pori dan membuat kulit wajah terasa nyaman dan segar.

Kegagalan Pertanian Organik : Hit by Reality

Sebuah tayangan TV Jerman DWTV bulan lalu menarik perhatian saya. Liputan tersebut bercerita tentang seorang petani organik yang kembali ke pertanian konvensional. Biaya menjadi alasan utamanya. Pertanian organik menuntut petani mensertifikasi produk-produk pertaniannya. Dan lembaga sertifikasinya tidak cuma satu, tapi buanyakkk . Sertifikat tersebut harus diperbarui tiap tahun. Syarat-syarat pembaruannya pun bejibun dan mahal. Di antaranya petani harus bisa membuktikan tidak memakai pupuk kimia, perstisida kimia dan harus menerapkan metode pascapanen tanpa bahan kimia.