Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2013

WRITING PROCESS

image courtesy of www.cgu.edu Beberapa hari yang lalu saya sempat menghadiri salah satu acara yang diadakan @akberjogja yang memaparkan tema tantangan menulis. Dalam diskusi tersebut saya baru tahu bahwa sebagian besar naskah yang diterima penerbit adalah naskah fiksi. Perbandingannya 9:1, 9 naskah fiksi berbanding 1 naskah non-fiksi.

The Starbucks Experience by Joseph A. Michelli

    Saya asumsikan kita mengenal Starbucks. Kalau berkunjung ke Mall terbesar atau termewah di sebuah kota (terutama kota di Pulau Jawa) logo Starbucks berupa mermaid dengan mahkota bintang di dahinya siap menyambut kita. Untuk ukuran pelajar dan kaum menengah harga secangkir kopi Starbucks memang sangat mahal. Tapi di kalangan pegawai perkotaan dan kaum menengah ngehe Starbucks adalah lokasi tepat untuk kongkow, bergaul dan menunjukkan siapa mereka (alias ngeksis ).

Cerpen versus Novel

Pemenang Nobel Sastra untuk 2013 sudah diumumkan. Secara mengejutkan Alice Munro dari Kanada, seorang pengarang cerita pendek, meraihnya. Ia berhasil mengalahkan sejumlah novelis kawakan seperti Haruki Murakami saat meraih Nobel Sastra 2013. Mengejutkan? Jelas. Sudah menjadi semacam tradisi bahwa peraih Nobel Sastra pastilah penulis novel. Terpilihnya seorang begawan cerita pendek adalah hal yang berada di luar kelaziman.

The Prestige vs Now You See Me

  Berbulan-bulan setelah ditayangkan di bioskop, baru kemarin saya berkesempatan menonton Now You See Me. Teman-teman semua pasti sudah pernah menontonnya,bukan? Harus saya akui, penyajian cerita Now You See Me memang menghibur dan sulit ditebak, bagaikan cerita detektif berlatar sulap. Di akhir cerita, kita baru sadar siapa pesulap sebenarnya yang menggerakkan Four Horsemen (tokoh-tokoh utama dari awal cerita). Sajian utama berupa interaksi sang Pesulap dengan keempat asistennya inilah yang menghibur dan membingungkan penonton sepanjang penayangan film.

Life Story not Job Title by Darwin Silalahi

          Apa yang terlintas di pikiran ketika membaca judul buku ini? Satu lagi buku tentang career coaching dari Rene Soehardono. Tapi mata bergeser ke bawah sedikit, ternyata ini buku leadership alias kepemimpinan dari Darwin Silalahi, Presiden Direktur Shell Indonesia (setidaknya saat tulisan ini dibuat dan buku ini terbit). Alasan kenapa judulnya mirip dengan panduan karir sepertinya adalah alasan komersial semata. Di kalangan pebisnis nama Darwin Silalahi memang tenar, tapi jarang masyarakat awam yang tahu. Kita lebih akrab dengan Prijono Sugiarto dari Astra atau Zulkifli Zaini (yang sekarang sudah pindah ke Triputra).           Darwin bercerita tentang bagaimana membangun karir dan kehidupan yang bermakna dengan 6 kiat kepemimpinan, antara lain: 1.      Stay connected to your purpose 2.      Live with the highest goal 3.      Relate from the heart 4.      Deliver on the promises 5.      Enjoy the journey 6.      Build personal resilience

The Truth about Diamonds by Nicole Richie

        Berlian adalah benda paling berharga di dunia. Tetapi apa yang membuatnya tak ternilai adalah orang yang memberikannya. Mereka bisa menyimbolkan kekayaan, atau hal yang lebih berarti seperti komitmen, keluarga dan cinta. Kau tak akan pernah sempurna seperti berlian. Satu hal yang bisa dilakukan hanyalah mencoba.         Truth about Diamond adalah novel semi autobiografi yang ditulis Nicole Richie, sosialita Hollywood yang luar biasa mempesona dan kaya. Ia bercerita tentang Chloe Parker, yang di novel ini dikatakan seperti teman karib, sahabat di lingkaran terdekatnya, saat berada dalam fase pencarian jati diri di dunia yang glamor dan berisik.

Multitasking

image courtesy of lifehacker.org Sejak diperkenalkan smartphone pada 2007, semakin banyak orang melakukan beberapa hal sekaligus atau multitasking . Makan sambil nonton TV sekaligus mengecek email . Sering dijumpai pula sekelompok orang minum makan (alias nongkrong) sambil ngobrol DAN bermain social media . Secara umum multitasking bisa diartikan melakukan beberapa hal sekaligus dalam satu waktu. Biasanya orang-orang ber multitasking untuk menghemat waktu. Mereka beralasan dengan multitasking , tenaga, energi, perhatian dan waktu bisa digunakan seefektif mungkin.

What Kind of Country Indonesia Is?

Pertanyaan di atas sering saya lontarkan kalau menonton TV atau membaca koran. Bukan apa-apa. Tapi hanya dengan menonton beberapa stasiun TV yang berbeda atau membaca koran yang berbeda kita bisa dapat perspektif yang berbeda pula tentang Indonesia. Coba lihat Kompas, Tempo atau MetroTV, isinya hampir pasti tentang keburukan Indonesia melulu. Pindah ke Kontan, Investor Daily, TransTV atau BloombergTV, mayoritas beritanya tentang keunggulan dan kehebatan Indonesia. The former mengangkat masalah korupsi dan kerusuhan mahasiswa nyaris tiap jam, the latter mengangkat wirausaha muda di daerah dan kekayaan budaya Indonesia. Di saat koran Kompas mengangkat tema darurat Republik, Kontan membahas peningkatan daya saing industri. Berasal dari kelompok penerbitan yang sama tapi sudut pandang yang diangkat berbeda 180°.

Government Shutdown di Amerika

Sudah seminggu lebih kita diributkan dengan berita goverment Shutdown di Amerika Serikat sana, sampai-sampai Obama membatalkan kunjungannya ke APEC dan Asia Tenggara. Tapi apa sebenarnya goverment shutdown?

Phillips dan Pembuat Jus

                  Jus merupakan minuman sehat. Setuju? Sejak booming gaya hidup sehat kurang lebih 8 tahun yang lalu, penjual jus bak menjamur, baik berwujud kaki lima atau warung. Tiap 100 meter pasti bisa ditemui penjual jus buah. Bahkan warung dan restoran sekarang menyediakan campuran jus buah dan sayuran yang diberi nama aneh bin lucu.           Kalau diperhatikan, hampir semua penjual jus yang ramai dan sudah berjualan lebih dari 3 tahun punya satu kesamaan, yaitu merk blendernya (di Jateng dan Jatim, jus dibuat dengan blender, bukan juicer ). Pasti bermerk Phillips. Dan herannya mesin dan wadah blendernya tidak pernah ganti selama mereka berdagang. Sebegitu awetnyakah blender Phillips?