Langsung ke konten utama

The Prestige vs Now You See Me

 Berbulan-bulan setelah ditayangkan di bioskop, baru kemarin saya berkesempatan menonton Now You See Me. Teman-teman semua pasti sudah pernah menontonnya,bukan?
Harus saya akui, penyajian cerita Now You See Me memang menghibur dan sulit ditebak, bagaikan cerita detektif berlatar sulap. Di akhir cerita, kita baru sadar siapa pesulap sebenarnya yang menggerakkan Four Horsemen (tokoh-tokoh utama dari awal cerita). Sajian utama berupa interaksi sang Pesulap dengan keempat asistennya inilah yang menghibur dan membingungkan penonton sepanjang penayangan film.
Menonton Now You See Me mau tak mau saya jadi teringat film lain yang berlatar sulap juga, yaitu The Prestige. Benang merah yang menghubungkan kedua film tersebut antara lain: Michael Caine, alur cepat, plot sulit ditebak, dan akhir yang tak terduga. Kalau Prestige menggabungkan unsur sains (terutama fisika) ke dalam sulap, maka Now You See Me meracik sulap dengan tema keadilan ala Robin Hood. Prestige fokus pada persaingan 2 pesulap memperebutkan gelar pesulap terhebat, Now You See Me fokus pada aksi-aksi sejumlah pesulap dengan kepentingannya masing-masing.
Alur Now You See Me memang terasa lebih cepat daripada Prestige. Musik yang berdentam, kamera bergerak cepat ala MTV, cahaya lampu membanjir, kejar-kejaran ala NCIS, dialog supercepat dan humor sarkasme berpadu disini. Penonton tidak akan merasakan waktu 2 jam berlalu untuk menikmatinya.
Prestige mengambil pendekatan ala drama. Alur cerita berpadu cepat dan lambat, suasana abad 19 ditonjolkan, dialog yang membangun drama dan interaksi antar tokoh, dan plot dibuat agak melompat-lompat untuk bercerita dan menjelaskan suatu hal. Kekuatan Prestige bertumpu pada dialog dan latar yang mendetail. Ia lebih seperti karya seni film yang ideal dibanding menghibur.
Baik The Prestige maupun Now You See Me sama-sama menghibur, tapi keduanya dirancang untuk tujuan pemirsa yang berbeda. Now You See Me cukup dinikmati sekali saja agar penonton terhibur sekaligus paham jalan cerita, sehingga ia sesuai dinikmati di layar bioskop. Prestige membutuhkan konsentrasi tinggi dan kecermatan menyimak dialog. Menonton 2-3 kali pun tidak cukup puas. Prestige lebih cocok dinikmati di DVD atau BluRay yang bisa diputar dan ditonton berulang kali.
Now You See Me lebih menghibur bagi kelompok umur di bawah 30 tahun (dewasa muda dan remaja), makanya dirilis saat musim liburan. Sementara Prestige terkesan adem-adem saja promosinya, karena memang lebih ditujukan untuk kompetisi festival film dan dihargai sebagai karya seni film.
Saya sendiri lebih menyukai Prestige, karena akting dua superhero di sini ternyata lebih bagus dibanding saat mereka berperan sebagai Batman atau Wolverine. Alurnya juga lebih mengejutkan. Now You See Me terasa seperti makan masakan yang istimewa tapi cukup dinikmati sekali saja. Bagi yang ingin tahu dunia pesulap ala Barat, saya anjurkan menonton kedua film ini berurutan. Selamat menikmati


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

The Last Ship

Sebuah virus yang lebih mematikan dari Ebola dan lebih menular dari SARS menyerang penduduk bumi. Belum ada vaksinnya. Penduduk dunia yang tewas karena virus bertambah dengan cepat dari hari ke hari. Harapan terakhir ada di pundak virolog Dr. Rachel Scott dan awak kapal USS Nathan James. Mereka berjuang mencari vaksin virus tersebut agar dapat segera diberikan kepada orang-orang yang terinfeksi. The Last Ship adalah tontonan yang tepat bagi wanita pencandu ketegangan tapi tidak ingin kehilangan hiburan wajah-wajah tampan. Marinir-marini kapal USS Nathan James adalah gambaran ideal pasukan angkatan laut. Taktis, kuat, gesit, lincah, serba bisa, dan lumayan punya rasa humor. Bagi para wanita, inilah salah satu serial yang memanjakan mata.