Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2015

Tabula Rasa by Ratih Kumala

Awalnya saya tertarik meminjam buku ini karena mengira isinya adalah versi novel dari film keluarga/memasak berjudul sama. Namun ternyata beda. Novel ini berkisah tentang pertemuan dan perpisahan. Dari sisi estetika, sampul Tabula Rasa ini sangat menarik. Bergambar tiga buah boneka matryoshka yang berjejer. Cover buku ini tepat sekali menggambarkan garis besar cerita di dalamnya, yaitu kisah seseorang yang kehilangan kekasih, menemukannya sepuluh tahun kemudian, dan kehilangannya lagi. Ia jatuh cinta dua kali kepada dua orang yang serupa tapi berbeda. Walalu mereka punya paras dan kepribadian yang mirip, tapi mereka punya jiwa dan luka dan berbeda. Namun, ia, Galih, tidak menyesal, karena hidupnya jadi lebih berwarna.

TV Series : Intelligence (2014)

Bagaimana rasanya punya prosesor (chip komputer) yang ditanam di otak? Chip yang bisa mengakses berbagai data pemerintah dengan cepat, bisa melakukan olah TKP sendiri, dan bisa melacak lokasi lawan atau kawan dimanapun mereka berada? Gabriel Vaughn (Josh Holloway) tahu rasanya, karena ia punya prosesor itu di otaknya. Ia bisa melakukan semua hal di atas, bahkan lebih, berkat kemampuan chip tersebut, ditambah pengalamannya sendiri saat bertugas sebagai tentara Delta Force.

88 Fakta Unik Indonesia by Lembaga Demografi FEUI

Di semester lalu, ada satu mata kuliah yang menuntut kami menganalisa lingkungan makroekonomi dari sebuah perusahaan. Kami ditantang menganalisis target pasar, operasional perusahaan, dan sejumlah faktor lingkungan yang mempengaruhi berjalannya suatu perusahaan. Salah satu faktor tersebut adalah demografi. Komposisi demografi penting kerena ia terkait dengan target pasar produk suatu perusahaan. Siapakah target pasarnya? Apa kebutuhan mereka?   Apakah produk perusahaan sanggup memenuhi kebutuhan mereka? Apakah mereka sanggup membeli produk perusahaan? Jika tidak, apa yang harus dilakukan?

Mitos dan Fakta kesehatan 2 by Erikar Lebang

Salah satu buku tentang pola makan yang ditulis dalam bahasa populer mulai laris di kanca penerbitan Indonesia. Kelompok Kompas Gramedia mungkin pernah gagal menjual majalah Prevention, tapi mereka berhasil menemukan sejumlah pelaku dan ahli kesehatan yang piawai menulis dan mempraktekkan gaya hidup sehat. Salah satunya Erikar Lebang. Suami penyanyi Nina Tamam ini dikenal sebagai praktisi yoga dan gizi bersertifikat. Sejak acap menulis di Prevention dan sejumlah media cetak lain, ia mampu menarik sejumlah pengikut yang lumayan banyak yang bersedia meluangkan waktu untuk membaca tulisan-tulisannya. Followers akun Twitternya memang belum terlalu banyak, terakhir dilihat berjumlah sekitar 49 966 pengikut. Tapi pengikut yang tidak sampai 50 ribu tersebut hampir semuanya loyal dan bersedia membeli buku-buku yang ditulisnya, seperti Food Combining itu Gampang (diterbitkan Mizan), serta Mitos dan Fakta Kesehatan (diterbitkan Kompas). Di salah satu cabang Gramedia di Solo, buku Food Combi

Theodore Boone: The Activist by John Grisham

Setelah sempat dikira tamat dan tidak akan terbit lagi, akhirnya John Grisham merilis lagi serial pengacara ciliknya untuk pasar anak-anak dan remaja. Serial Theodore Boone memang tidak seterkenal Sycamore Row atau Ford County. Goodreads bahkan tidak merekonmendasikan serial ini, walau saya jelas-jelas memasukkan Kid Lawyer, The Fugitive dan The Accused ke Read list. Di buku keempatnya, Grisham sekali lagi menggambarkan dunia hukum dari kacamata remaja dengan latar belakang pengacara yang kuat. Kedua orang tua dan pamannya pengacara. Theo Boone bisa melihat di masa depan pun ia akan menjadi pengacara. Ia mengikuti sejumlah kegiatan untuk menunjang karir impiannya tersebut, misalnya ikut klub debat dan menerima konsultasi gratis masalah hukum. Namun seperti halnya remaja Amerika normal, ia juga ikut pramuka, klub musik, dan menggemari internet. Dalam The Activist, rutinitas keseharian Theo tergambar jelas. Dengan latar belakang kota kecil di Midwest Amerika dan setting waktu abad k

Mindless Eating by Brian Wansink, Ph.D

Badan terlalu kurus, ingin digemukkan? Bisa. Terlalu gemuk, ingin dikuruskan? Juga bisa. Sudah ribuan buku tentang diet yang ditulis. Kebanyakan menawarkan metode yang diklaim baru dan revolusioner. Namun sedikit yang menulis pengaruh kebiasaan dan pola makan terhadap berat badan. The Power of Habit (Charles Duhigg) dan Mindless Eating melihat diet dari sudut pandang psikologi manusia. Jika Duhigg melihat diet sebagai akibat kebiasaan makan yang salah, maka Wansink melihat diet sebagai suatu kebiasaan yang dapat dibentuk dan dimanipulasi. Jika Duhigg bercerita dengan gaya jurnalistik, Wansink berkisah dengan gaya semi akademis. Dalam Mindless Eating, Wansink menceritakan sejumlah pengalaman, dialog dan riset yang dilakukannya terkait kebiasaan makan manusia. Pertama ia akan menjelaskan satu atau dua dugaan atau hipotesis, lalu ia melakukan sejumlah riset dengan responden dan kondisi yang berbeda untuk membuktikan hipotesis tersebut. Misalnya: ia menduga bahwa ukuran piring mempeng

BBC State of Play by Paul Abbott

Di tahun 2010, ada sebuah film drama psychology-thriller  yang mencuri perhatian penikmat film. Jalan cerita dan endingnya sulit ditebak, tapi dialog dan latar belakang suasananya menggigit. Film tersebut punya premis: the one you’re ready to be taken a bullet for, sometimes is the one behind the gun. Walau didukung oleh sederet bintang papan atas seperti Helen Mirren, Russel Crowe dan Ben Affleck, film ts terasa membosankan. Setting suasananya terasa ketinggalan jauh dibanding dialognya. Suasana mencekam semakin luntur di akhir cerita. Film tersebut berjudul State of Play.