Langsung ke konten utama

Tabula Rasa by Ratih Kumala

Awalnya saya tertarik meminjam buku ini karena mengira isinya adalah versi novel dari film keluarga/memasak berjudul sama. Namun ternyata beda. Novel ini berkisah tentang pertemuan dan perpisahan.
Dari sisi estetika, sampul Tabula Rasa ini sangat menarik. Bergambar tiga buah boneka matryoshka yang berjejer. Cover buku ini tepat sekali menggambarkan garis besar cerita di dalamnya, yaitu kisah seseorang yang kehilangan kekasih, menemukannya sepuluh tahun kemudian, dan kehilangannya lagi. Ia jatuh cinta dua kali kepada dua orang yang serupa tapi berbeda. Walalu mereka punya paras dan kepribadian yang mirip, tapi mereka punya jiwa dan luka dan berbeda. Namun, ia, Galih, tidak menyesal, karena hidupnya jadi lebih berwarna.

Tabula Rasa adalah novel dengan sudut pandang bervariasi. Terkadang memakai sudut pandang orang pertama, kadang orang ketiga. Alur ceritanya tidak menentu. Di awal terlihat seperti beralur linear, lalu kilas balik, kembali linear lagi, lalu kilas balik lagi. Kesamaannya: cerita mengalir lambat, sepotong demi sepotong adegan, yang menyisakan banyak ruang bagi pembaca untuk berimajinasi. Ratih Kumala secara cerdas merangkai kata demi kata, membuat pembaca bertanya dan merenung.

Buku setebal 185 halaman ini direkomendasikan sebagai bacaan filosofis yang agak berat. Di dalamnya kita diajak mempertanyakan arti hidup dan arti kebahagiaan. Akan tetapi sebagai sebuah prosa, buku ini kurang sesuai dikoleksi. Selain terlalu tipis, buku ini juga kurang inspiratif. Cukup 3 dari 5 bintang untuk Tabula Rasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

The Last Ship

Sebuah virus yang lebih mematikan dari Ebola dan lebih menular dari SARS menyerang penduduk bumi. Belum ada vaksinnya. Penduduk dunia yang tewas karena virus bertambah dengan cepat dari hari ke hari. Harapan terakhir ada di pundak virolog Dr. Rachel Scott dan awak kapal USS Nathan James. Mereka berjuang mencari vaksin virus tersebut agar dapat segera diberikan kepada orang-orang yang terinfeksi. The Last Ship adalah tontonan yang tepat bagi wanita pencandu ketegangan tapi tidak ingin kehilangan hiburan wajah-wajah tampan. Marinir-marini kapal USS Nathan James adalah gambaran ideal pasukan angkatan laut. Taktis, kuat, gesit, lincah, serba bisa, dan lumayan punya rasa humor. Bagi para wanita, inilah salah satu serial yang memanjakan mata.