Langsung ke konten utama

What Kind of Country Indonesia Is?


Pertanyaan di atas sering saya lontarkan kalau menonton TV atau membaca koran. Bukan apa-apa. Tapi hanya dengan menonton beberapa stasiun TV yang berbeda atau membaca koran yang berbeda kita bisa dapat perspektif yang berbeda pula tentang Indonesia.
Coba lihat Kompas, Tempo atau MetroTV, isinya hampir pasti tentang keburukan Indonesia melulu. Pindah ke Kontan, Investor Daily, TransTV atau BloombergTV, mayoritas beritanya tentang keunggulan dan kehebatan Indonesia. The former mengangkat masalah korupsi dan kerusuhan mahasiswa nyaris tiap jam, the latter mengangkat wirausaha muda di daerah dan kekayaan budaya Indonesia. Di saat koran Kompas mengangkat tema darurat Republik, Kontan membahas peningkatan daya saing industri. Berasal dari kelompok penerbitan yang sama tapi sudut pandang yang diangkat berbeda 180°.

Percaya tidak percaya, bacaan dan tontonan bisa mempengaruhi temperamen dan sudut pandang kita terhadap negara ini. Menonton TransTV atau membaca Forbes Indonesia, kita mendapat kesan bahwa  negara ini punya banyak potensi dan orang-orang hebat yang terus berjuang memperbaiki keadaan walau banyak kekurangan di sana-sini. Kita punya kreativitas tinggi, anak muda usia produktif mendominasi dunia wirausaha dan korporasi, gerakan komunitas nirlaba bertebaran di setiap daerah untuk memberdayakan sesama. Walau harus berhadapan dengan korupsi atau pemalak (biasanya dari penegak hukum dan politikus) tapi kita semua bisa menemukan jalan untuk mengatasinya.
Beda kalau menonton Metro atau membaca Tempo. Tuduhan-tuduhan tanpa bukti bertebaran. Korupsi dan anarki seolah terjadi setiap saat dan dikesankan tak bisa diatasi. Pengamat dan politikus berdebat tanpa henti dan sibuk menyalahkan satu sama lain. Parahnya lagi, mereka seolah menganggap Indonesia hanya Jakarta. Apa yang baik bagi Jakarta baik bagi Indonesia. Satu krisis di Jakarta berarti Indonesia krisis. Perkembangan atau kemajuan apapun di luar Jakarta atau Jawa tidak dianggap sama sekali. Di mata Metro, Jakarta adalah Indonesia. Jawa adalah koentji.

What Kind of Country Indonesia Is? Untuk pertanyaan satu ini saya condong ke kelompok positive thinking. Indonesia adalah negara yang majemuk, Bhinneka Tunggal Ika. Indonesia adalah negara komunal, dimana masyarakatnya saling bantu bergotong royong melakukan kebaikan. Indonesia adalah negara yang penduduknya selalu berjuang untuk maju dan berkembang, bisa menghadapi dan mengatasi halangan yang menghadang. Indonesia adalah negara yang toleran, dimana antar anggota masyarakat bisa bergaul akrab tanpa dibatasi agama atau suku bangsa. Indonesia adalah negara yang kreatif, yang selalu berusaha menelurkan produk-produk yang bermanfaat bagi khalayak. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

The Last Ship

Sebuah virus yang lebih mematikan dari Ebola dan lebih menular dari SARS menyerang penduduk bumi. Belum ada vaksinnya. Penduduk dunia yang tewas karena virus bertambah dengan cepat dari hari ke hari. Harapan terakhir ada di pundak virolog Dr. Rachel Scott dan awak kapal USS Nathan James. Mereka berjuang mencari vaksin virus tersebut agar dapat segera diberikan kepada orang-orang yang terinfeksi. The Last Ship adalah tontonan yang tepat bagi wanita pencandu ketegangan tapi tidak ingin kehilangan hiburan wajah-wajah tampan. Marinir-marini kapal USS Nathan James adalah gambaran ideal pasukan angkatan laut. Taktis, kuat, gesit, lincah, serba bisa, dan lumayan punya rasa humor. Bagi para wanita, inilah salah satu serial yang memanjakan mata.