Langsung ke konten utama

When To Rob A Bank By Steven Levitt Dan Stephen Dubner

Dua penulis serial Freakonomics ini termasuk penulis produktif. Setelah trilogi Freakonomics dinyatakan selesai, tanpa disangka-sangka setahun kemudian mereka menerbitkan buku baru When To Rob A Bank. Perbedaan buku keempat dengan 3 buku Freakonomics adalah: When To Rob A Bank terasa seperti naskah mentah yang belum dipoles. Hal ini wajar karena buku ini adalah kumpulan diskusi dalam blog http://freakonomics.com. Sehingga When To Rob A Bank terasa bagai persembahan Levitt dan Dubner kepada pembaca setia dan kontributor aktif blog mereka dari setelah dunia.

Dialog dan curahan hati kedua penulisnya membuat buku keempat ini terasa lebih hangat. Mereka berdua menceritakan pekerjaan-pekerjaan utama mereka (bahwa Freakonomics cuma sampingna yang menyenangkan), keluarga mereka, dan kesan-kesan mereka terhadap sesuatu. Hasil-hasil investigasi dan riset (ilmiah maupun amatir) dari pembaca setia mereka pun disampaikan dalam helai-helai When To Rob A Bank.

Buku ini tidak terlalu tebal, hanya 269 halaman, dan bisa diperoleh di GooglePlay Books seharga seratus ribuan. Gaya penulisan buku ini menyerupai blog, walaupun 20 persennya tetap dilengkapi hasil penelitian ilmiah dan resmi. Pendekatan tanya jawab sepertinya sengaja digunakan Dubner dan Levitt agar setiap tulisan dalam When To Rob A Bank bisa dikembangkan oleh pembaca-pembacanya menjadi penelitian atau penyelidikan sendiri. 3.5 dari 5 bintang untuk When To Rob A Bank.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

The Last Ship

Sebuah virus yang lebih mematikan dari Ebola dan lebih menular dari SARS menyerang penduduk bumi. Belum ada vaksinnya. Penduduk dunia yang tewas karena virus bertambah dengan cepat dari hari ke hari. Harapan terakhir ada di pundak virolog Dr. Rachel Scott dan awak kapal USS Nathan James. Mereka berjuang mencari vaksin virus tersebut agar dapat segera diberikan kepada orang-orang yang terinfeksi. The Last Ship adalah tontonan yang tepat bagi wanita pencandu ketegangan tapi tidak ingin kehilangan hiburan wajah-wajah tampan. Marinir-marini kapal USS Nathan James adalah gambaran ideal pasukan angkatan laut. Taktis, kuat, gesit, lincah, serba bisa, dan lumayan punya rasa humor. Bagi para wanita, inilah salah satu serial yang memanjakan mata.