Langsung ke konten utama

Jalan Jalan Ke Antartika by Agus Supangat

Antartika. Sebuah benua di ujung selatan Bumi. Satu-satunya benua yang tidak dihuni manusia, kecuali untuk penelitian. Benua yang dingin, keras, beku, dan serba putih. Misteri yang menyelimuti Antartika setara dengan Bulan atau Mars. Ke sanalah Agus Supangat dan Muhammad Lukman mengembara pada awal tahun 2002 bersama kapal Aurora Australis dalam misi penelitian Australian Antarctic Division.
Buku yang ditulis Agus Supangat, peneliti Oseanografi ini mengisahkan perjalanannya menuju, selama, dan meninggalkan Antartika. Di bagian-bagian awal, ia banyak bercerita mengenai kondisi geologis, geografis, dan meteorologis Antartika. Pembaca diajak memahami di mana letak Antartika? Seperti apa kontur dan struktur daratannya? Bagaimana cuacanya? Kenapa tidak ada hewan yang menetap di daratannya, tapi kebanyakan di lautannya? Dan berbagai pertanyaan lainnya.

Menginjak bagian tengah buku, ia berbagi info mengenai penelitiannya bersama AAD. Suka dukanya, waktu perjalanan, teman-teman barunya, detail teknis penelitian, kehidupan peneliti di stasiun-stasiun penelitian di daratan Antartika, dan puluhan informasi lainnya. Di bagian akhir barulah ia memaparkan pendapatnya mengenai penelitian bidang kelautan dan perikanan di Indonesia.
Bagian paling menarik dari buku ini adalah foto-foto perjalanan dari atas kapal Aurora Australis dan pemandangan di Antartika. Begitu pula dengan kisa-kisah para peneliti AAD dari berbagai bangsa. Pemandangan alam yang luar biasa (beserta penjelasan bagaimana fenomena tersebut terjadi) menyadarkan saya akan kecilnya arti kita di alam semesta. Toleransi dan keramahan peneliti-peneliti yang berasal dari berbagai negara menyadarkan saya bahwa ilmu padi itu benar adanya.

Buku yang ditulis dengan gaya bahasa ala National Geographic ini cukup layak dikoleksi bagi penggemar sains. Penggemar non-sains juga dapat mengoleksi buku ini untuk menambah referensi tentang benua paling terpencil di bumi, Antartika. 3.5 dari 5 bintang untuk Jalan Jalan Ke Antartika by Agus Supangat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

The Last Ship

Sebuah virus yang lebih mematikan dari Ebola dan lebih menular dari SARS menyerang penduduk bumi. Belum ada vaksinnya. Penduduk dunia yang tewas karena virus bertambah dengan cepat dari hari ke hari. Harapan terakhir ada di pundak virolog Dr. Rachel Scott dan awak kapal USS Nathan James. Mereka berjuang mencari vaksin virus tersebut agar dapat segera diberikan kepada orang-orang yang terinfeksi. The Last Ship adalah tontonan yang tepat bagi wanita pencandu ketegangan tapi tidak ingin kehilangan hiburan wajah-wajah tampan. Marinir-marini kapal USS Nathan James adalah gambaran ideal pasukan angkatan laut. Taktis, kuat, gesit, lincah, serba bisa, dan lumayan punya rasa humor. Bagi para wanita, inilah salah satu serial yang memanjakan mata.