Langsung ke konten utama

Battle Of Es Krim Kacang Hijau: Campina Hula Hula Vs Wall’s Dung Dung

Image belongs to infoeskrim.com 
Kurang lebih setengah tahun terakhir ini Wall’s rajin mempromosikan es krim batangan rasa kacang hijau dengan mengusung label Dung Dung. Dengan membawa kembali kenangan akan kacang hijau rumahan buatan nenek, Wall’s membangkitkan rasa penasaran konsumen akan produk barunya ini. Pesaing Wall’s, Campina, ternyata sudah lama memiliki produk serupa di bawah label Hula Hula. Iklan Campina Hula Hula yang tidak seintensif Wall’s membuat banyak orang tidak ngeh dengan keberadaan produk es krim berlabel Hula Hula.

Di Jateng, Jatim, atau DIY, tidak sulit menemukan warung bubur kacang hijau atau penjual burjo keliling. Kapan pun ada yang mengidam kepengen burjo, tinggal datang ke warung-warung dan gerobak-gerobak yang tersebar di seantero kampung dan kota. Tapi lain halnya dengan anak-anak yang tinggal di kota-kota besar. Mereka tidak bisa seenaknya berbelanja burjo yang leat karena takut sakit perut, atau karena tidak ada penjual burjo yang tersisa. Untuk anak-anak seperti merekalah es krim batangan rasa kacang hijau dipersembahkan Wall’s dan Campina.
Karena terbawa oleh rasa penasaran, saya pun memutuskan mencoba kedua varian es krim kacang hijau dari merk yang berbeda tersebut. Harga keduanya terpaut sedikit sekali. Wall’s Rp 3700, Campina Rp 4000. Cuma bedanya, butuh usaha ekstra mencari varian Campina satu ini karena gerobak keliling Campina jarang membawanya. Tapi biasanya swalayan atau toko kelontong terdekat menyediakannya.
Di samping harga dan rantai distribusi, perbedaan keduanya juga terletak pada rasa. Es krim kacang hijau dari Wall’s rasanya terlalu manis, nyaris tidak ada taste kacang hijau. Rasanya seperti mengunya susu skim campur gula beku berbonus rasa gatal di lidah dan tenggorokan pasca memakannya. Hula Hula kacang hijau dari Campina rasanya creamy, tidak terlalu manis, bau dan rasa kacang hijaunya sangat terasa, apalagi ada bulir-bulir kacang hijau rebus betulan di antara es krim. Wangi kacang hijau campur sedikit santan langsung menyeruak saat kita sedikit merobek bungkusnya. Kita tidak akan merasakan leher gatal pasca menikmati Hula Hula.
Keempat: ukuran. Dengan harga Rp 4ribu konsumen mendapat es krim dengan volume besar dan padat, tidak mudah meleleh pula. Hula Hula kacang hijau memberikan rasa bubur kacang hijau yang otentik disertai volume yang relatif banyak, sangat memuaskan konsumen. Sangat berbeda dengan Dung Dung kacang hijau yang tidak memberikan rasa kacang hijau sedikitpun. Volume yang ringkas dan muda meleleh membuatnya tidak menarik.

Penggemar es krim saya sarankan memilih Campina Hula Hula kacang hijau, best price for best taste and best experience. Untuk info lebih mendetail kunjungi halaman berikut: http://infoeskrim.com/pertarungan-dung-dung-dan-hula-hula-kacang-hijau/ 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

The Last Ship

Sebuah virus yang lebih mematikan dari Ebola dan lebih menular dari SARS menyerang penduduk bumi. Belum ada vaksinnya. Penduduk dunia yang tewas karena virus bertambah dengan cepat dari hari ke hari. Harapan terakhir ada di pundak virolog Dr. Rachel Scott dan awak kapal USS Nathan James. Mereka berjuang mencari vaksin virus tersebut agar dapat segera diberikan kepada orang-orang yang terinfeksi. The Last Ship adalah tontonan yang tepat bagi wanita pencandu ketegangan tapi tidak ingin kehilangan hiburan wajah-wajah tampan. Marinir-marini kapal USS Nathan James adalah gambaran ideal pasukan angkatan laut. Taktis, kuat, gesit, lincah, serba bisa, dan lumayan punya rasa humor. Bagi para wanita, inilah salah satu serial yang memanjakan mata.