Langsung ke konten utama

Album Musik dan Film Terbaik 2015


Musim penghargaan sudah tiba. Seperti biasa, bulan Februari adalah waktunya berbagi award di dunia seni akting. SAG, Golden Globe, Critic’s Choce, dan diakhiri dengan Oscar. Bagi saya, film terbaik tahun ini masihlah Mad Max: Fury Road dan The Intern. The Bigh Short, karena baru rilis di bulan Januari 2016, saya anggap film keluaran 2016, bukan 2015.        
Saya bukan penggemar kronis film, lebih condong menghabiskan waktu mendengarkan album-album musik yang baru rilis, atau mendengarkan radio. Dan album yang paling saya sukai dan paling sering dimainkan di Media Player adalah EMOTION karya Carly Rae Jepsen (diputar 140 kali) dan Every Open Eye dari CHVRCHES (18x). Ada juga 25 dari Adele (6x) dan Taifun dari Barasuara (5x). Tapi saya kurang cocok dengan komposisi musik 2 album terakhir, dan segera bosan sesudah mendengarnya untuk kelima kali.
Saya merasa sangat cocok dengan lagu-lagu Carly Rae Jepssen di EMOTION karena alunan nada-nadanya membawa kembali ingatan ke masa kecil, ke musik-musik di radio yang saya tidak tahu siapa penyanyinya atau apa judul lagunya tapi saya senang sekali mendengarnya. Lagu yang ceria dengan balutan musik disko berpadu dengan lirik sederhana? Yes please!! Instrumen yang digunakan Jepsen dalam EMOTION tidak sebanyak Adele dan Fall Out Boys, tapi produser albumnya tetap dapat menghasilkan lagu-lagu yang enak didengar dan enak dipakai berjoget. Lagu-lagu di dalam EMOTION tidak ada yang terlalu menonjol, seolah-olah mereka didesain untuk didengarkan setiap hari, setiap saat menemani pendengarnya melakukan kegiatan sehari-hari dan membangkitkan semangat yang sudah luntur.

Album Every Open Eye dari CHVRCHES adalah salah satu bukti berkibarnya musik disko 80an yang manis. Walau mengusung format band, tapi lagu-lagu yang dibawakan tidak berbeda jauh dengan Jepsen. Musik disko yang sederhana, manis, dan easy listening. Pemilihan diksi dan metafora dalam Every Open Eye memang tidak sebagus EMOTION, tapi lagu-lagu di dalam album ini cukup layak didengarkan berulangkali.

Jika teman-teman juga mendengarkan EMOTION dan Every Open Eye, mungkin kalian merasa bahwa lagu-lagu di kedua album ini kurang menusuk dan minim teknik vokal tingkat tinggi. Tapi justru di situlah letak keunggulan kedua album ini. Mereka dirancang untuk membantu pendengarnya menikmati hidup, bukan sekadar bersemangat atau menaklukkan dunia. Atau, seperti tagline Swaragama FM, to be the soundtrack of your life. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

The Last Ship

Sebuah virus yang lebih mematikan dari Ebola dan lebih menular dari SARS menyerang penduduk bumi. Belum ada vaksinnya. Penduduk dunia yang tewas karena virus bertambah dengan cepat dari hari ke hari. Harapan terakhir ada di pundak virolog Dr. Rachel Scott dan awak kapal USS Nathan James. Mereka berjuang mencari vaksin virus tersebut agar dapat segera diberikan kepada orang-orang yang terinfeksi. The Last Ship adalah tontonan yang tepat bagi wanita pencandu ketegangan tapi tidak ingin kehilangan hiburan wajah-wajah tampan. Marinir-marini kapal USS Nathan James adalah gambaran ideal pasukan angkatan laut. Taktis, kuat, gesit, lincah, serba bisa, dan lumayan punya rasa humor. Bagi para wanita, inilah salah satu serial yang memanjakan mata.