Langsung ke konten utama

Aruna dan Lidahnya

Salah satu film dengan dialog dan cerita paling relatable, enak dilihat, menambah perbendaharaan kuliner dan wisata penontonnya, jalan cerita berasa keseharian banget karena sederhana dan tidak ribet adalah Aruna dan lidahnya. Film ini sukses membuat saya senyum-senyum sendiri sepanjang film. Ketika film berakhir, saya pun jadi lapar dan nggragas. Rasa-rasanya semua makanan mau dibeli dan dilahap.
Aruna dan lidahnya juga ada versi video nya di Youtube channel Palari Films, yang berjudul NadEats. Di video ini, Nadezhda (Hannah Al-Rasyid) mengajak penonton mengunjungi tempat-tempat makan enak di seantero Jakarta, mulai dari Glodok, Kota, sampai Condet.
Saya pernah mengunjungi salah satu restorannya, Wong Fu Ki, yang ternyata antriannya sangat panjanggg, bisa sampai sejam saja untuk mendapatkan bangku, belum termasuk menunggu makanannya.
Akibat dari menonton serial NadEats ini, saya jadi tahu ada vlog Yudhis dan Lala (dari film Posesif) yang sukses membuat saya yang jomblo akut ini jadi baper.

Kalau mau membandingkan mana yang lebih bikin ngiler antara Aruna dan NadEats, yaa tentu saja NadEats menang. Sudah lokasinya dekat dengan domisili, narasinya disertai public figure masa kini seperti Dian Sastro, Refal Hady, dan Reza Chandika. Saya sampai curiga penonton NadEats dan LalaYudhis lebih banyak dibanding jumlah penonton Aruna dan Posesif.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

The Last Ship

Sebuah virus yang lebih mematikan dari Ebola dan lebih menular dari SARS menyerang penduduk bumi. Belum ada vaksinnya. Penduduk dunia yang tewas karena virus bertambah dengan cepat dari hari ke hari. Harapan terakhir ada di pundak virolog Dr. Rachel Scott dan awak kapal USS Nathan James. Mereka berjuang mencari vaksin virus tersebut agar dapat segera diberikan kepada orang-orang yang terinfeksi. The Last Ship adalah tontonan yang tepat bagi wanita pencandu ketegangan tapi tidak ingin kehilangan hiburan wajah-wajah tampan. Marinir-marini kapal USS Nathan James adalah gambaran ideal pasukan angkatan laut. Taktis, kuat, gesit, lincah, serba bisa, dan lumayan punya rasa humor. Bagi para wanita, inilah salah satu serial yang memanjakan mata.