Langsung ke konten utama

Movie: One Cut of The Dead (OCoTD)


Walaupun tidak termasuk film yang ditayangkan di Festival Film Jepang, OCoTD berhasil menarik penonton untuk memenuhi bioskop. Bahkan beberapa aktornya bersedia datang ke Indonesia demi mengadakan meet and greet. Film horor/komedi ini memang sangat-sangat lucu, saya masih tertawa kalau mengingat ceritanya.
Film dibuka dengan sekelompok kru film yang dikejar-kejar zombie saat mereka sedang syuting. Beberapa kru bahkan berubah menjadi zombie. Aktor utama wanita yang dikejar-kejar zombie harus berjuang bertahan hidup, termasuk memenggal kekasihnya yang berubah jadi zombie. Itulah cerita 30 menit pertama.

Ternyata film zombie tersebut merupakan proyek sebuah stasiun tv, dimana semua adegan direkam tanpa henti (one cut scene) dan disiarkan secara langsung. Sang sutradara pun harus berimprovisasi ketika sejumlah aktor tidak muncul di hari syuting dan sejumlah peralatan rusak.
Bagian paling lucu dan menarik dari OCoTD adalah satu jam terakhir, dimana saat pengambilan gambar semua kru harus berimprovisasi agar syuting berjalan lancar. Adegan yang di bagian awal terlihat datar ternyata menyimpan sejumlah perjuangan dan kelucuan. Satu jam terakhir adalah saat dimana kita bisa tertawa terus menerus saking lucunya adegan dan improvisasi kru film.
Walaupun scoring, soundtrack, dan sinematografinya biasa saja, tapi film ini menjadi sangat menarik dan dapat dinikmati karena ditopang oleh kekuatan alur cerita, dialog, dan akting pemeran-pemerannya. Beberapa penonton sampai bertepuk tangan saat film ini selesai.

Saran saya, tontonlah OCoTD saat masih ada di bioskop. Film Jepang sangat jarang bertahan lama di bioskop. You won’t be sorry. This movie will cheer up your days.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

The Last Ship

Sebuah virus yang lebih mematikan dari Ebola dan lebih menular dari SARS menyerang penduduk bumi. Belum ada vaksinnya. Penduduk dunia yang tewas karena virus bertambah dengan cepat dari hari ke hari. Harapan terakhir ada di pundak virolog Dr. Rachel Scott dan awak kapal USS Nathan James. Mereka berjuang mencari vaksin virus tersebut agar dapat segera diberikan kepada orang-orang yang terinfeksi. The Last Ship adalah tontonan yang tepat bagi wanita pencandu ketegangan tapi tidak ingin kehilangan hiburan wajah-wajah tampan. Marinir-marini kapal USS Nathan James adalah gambaran ideal pasukan angkatan laut. Taktis, kuat, gesit, lincah, serba bisa, dan lumayan punya rasa humor. Bagi para wanita, inilah salah satu serial yang memanjakan mata.