Langsung ke konten utama

Curiosity #3 : Gadget and Technology part.1

  Sejak dari jaman sekolah menengah dulu saya selalu penasaran sama yang namanya perkembangan teknologi, khususnya teknologi informatika. Setiap hari ada saja perkembangan baru, gadget baru, teknologi baru. Dan itu mencakup teknologi televisi terbaru, konsol game terbaru, prosesor komputer terbaru, kartu grafis terbaru, handphen dengan teknologi terkini, dan seterusnya. Dulu tahunya televisi tabung yang berat, sekarang sudah ada TV layar datar LCD dan Plasma, bahkan sudah ada TV 3 dimensi yang memungkinkan kita merasa terlibat dalam apapun yang sedang ditayangkan di televisi. 

   Baru saja kenal Playstation, sudah ada Dreamcast, disusul Playstation 2, dan sekarang ada 3 konsol game terdepan, Playstation 3, XBox 360 dan Nintendo Wii. Masing-masing punya keunggulan dan tawaran gamenya sendiri-sendiri. Selain ketiga konsol di atas, ada juga PlayStationPortabel (PSP) dan Nintendo DS yang hanya berukuran 5 inchi sehingga mudah dibawa kemana-mana.

   Kemudian komputer. Awal 2000an komputer yang kita kenal adalah CPU beserta monitor yang segede gaban dan berat dibawa kemana-mana. Prosesor yang umum ditemui saat itu adalah Pentium 1 dari Intel. Seiring dengan berjalannya waktu, Pentium 1 digantikan Pentium 2, lalu Pentium 3, lalu Pentium 4, dan ada juga versi Celeron yang murah meriah, lalu Pentium Dual Core, lalu Pentium Core 2 Duo, dan sekarang yang paling baru adalah Prosesor Pentium i3, Pentium i5, dan Pentium i7. Selain Prosesor buatan Intel, ada juga Prosesor buatan Via (C3 dan saudara-saudaranya) dan AMD (Athlon, Sempron, dll) yang tidak terlalu terkenal karena kalah pemasaran. CPU sendiri kemudian berevolusi menjadi kotak kecil berukuran 6 inchi yang kemampuannya sama dengan CPU "kotak gaban" (tapi masih membutuhkan monitor eksternal). Saat ini CPU dan monitor, yang biasa disebut komputer desktop, beralih rupa menjadi layar monitor layar datar saja, dimana CPUnya disatukan dengan monitor tersebut (walau tetap membutuhkan keyboard dan mouse terpisah). Jadi kalo butuh komputer desktop kita cukup membeli yang praktis saja, tidak usah membeli yang monitor dan CPUnya terpisah.

    Pada tahun 2000an kita juga mulai diperkenalkan dengan bentuk lain dari komputer, yaitu laptop atau notebook. Ini adalah versi ringkas dari CPU dimana  prosesor, video grafis, kotak cakram dan batere disatukan dan diletakkan di bawah keyboard, dan layarnya disambungkan dengan keyboard. Bentuk laptop ini bagaikan buku tebal, cukup dibuka untuk menggunakannya. Laptop generasi awal memiliki fungsi yang sama dengan komputer CPU, hanya bisa untuk mengetik, menonton film, mengedit foto dan kadang bermain game (kalo prosesornya bagus). Saat ini, kemampuan laptop juga mencakup internet dan kamera. Tidak dibutuhkan modem lagi untuk berselancar di dunia maya. Toshiba Libretto keluaran terbaru bahkan memiliki dua layar layaknya Nintendo DS sehingga hanya dibutuhkan keyboard imajiner untuk mengetik.

   Teknologi kamera juga termasuk yang berkembang sangat pesat. Akhir 1990an kita hanya mengenal kamera manual, dimana gambar disimpan di rol film sebagai gambar negatif dan untuk memunculkan gambar dengan warna yang sebenarnya dibutuhkan proses pencucian gambar negatif di kamar gelap menggunakan cairan kimia. Memasuki abad 20, berkembang teknologi kamera digital yang memungkinkan kita menyimpan gambar di kartu memori atau memori internal kamera. Untuk menikmati gambar atau foto pun tidak harus dengan mencetaknya, cukup dilihat di layar LCD kamera atau dilihat dengan komputer. Kalaupun dicetak pun sangat mudah dan dapat dilakukan sendiri di rumah asal memiliki printer warna dan kertas foto.

   Cellular phone atau handphone adalah produk kemajuan teknologi abad ke-20 yang lain lagi. Kalau tahun 1990an kita hanya mengenal telefon rumah yang membutuhkan kabel dan tempatnya statis, memasuki tahun 2000an kita diperkenalkan dengan telepon genggam yang mungil (bentuknya pas di genggaman) dan bisa dibawa kemana-mana. Pada saat itu memang fiturnya hanya sms dan telepon, harga telepon genggamnya sendiri mahal dan harga kartu perdana dari operator telekomunikasi bisa mencapai ratusan ribu rupiah. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, harga handphone semakin murah, kartu perdana bisa didapat mulai dari Rp 3000,- dan fitur yang ditawarkan semakin banyak. Fitur standar handphone masa kini adalah sms, telepon, facebook, twitter,dan radio. Jenisnya pun bermacam-macam. Ada yang sudah mengadopsi layar sentuh, ada yang memiliki sistem operasi sendiri layaknya komputer mini, ada yang memiliki kamera megapiksel, ada yang dilengkapi televisi analog, dan sebagainya.

  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

The Last Ship

Sebuah virus yang lebih mematikan dari Ebola dan lebih menular dari SARS menyerang penduduk bumi. Belum ada vaksinnya. Penduduk dunia yang tewas karena virus bertambah dengan cepat dari hari ke hari. Harapan terakhir ada di pundak virolog Dr. Rachel Scott dan awak kapal USS Nathan James. Mereka berjuang mencari vaksin virus tersebut agar dapat segera diberikan kepada orang-orang yang terinfeksi. The Last Ship adalah tontonan yang tepat bagi wanita pencandu ketegangan tapi tidak ingin kehilangan hiburan wajah-wajah tampan. Marinir-marini kapal USS Nathan James adalah gambaran ideal pasukan angkatan laut. Taktis, kuat, gesit, lincah, serba bisa, dan lumayan punya rasa humor. Bagi para wanita, inilah salah satu serial yang memanjakan mata.