Langsung ke konten utama

Kobo: eBook At Your Palm

Sudah bermacam jenis aplikasi digital reader yang saya coba, tapi baru Kobo yang berhasil menarik perhatian saya. Saya pernah mencoba Wattpad dan Aldiko, tapi tidak pernah bertahan lebih dari seminggu. Wattpad menyediakan buku digital melimpah dan gratis, cuma isinya kadang bacaan amatir dan kurang terorganisir. Aldiko lebih terorganisir, tapi tampilannya standar dan tidak ada fitur berbagi.
Menurut situsnya (www.kobo.com) Kobo adalah aplikasi pembaca buku digital dalam format .epub dan merupakan bagian dari Rakuten, retailer Jepang. Aplikasi Kobo tersedia dalam sistem operasi Android, Apple (iPhone,iPad,iMac), PC (Windows) dan browser extension.

Klaimnya, mereka punya jutaan buku untuk dibaca dan diunduh. Klaim yang paling menarik adalah adanya satu juta buku gratis. Sayangnya, yang bisa diunduh langsung lewat aplikasi dan situs webnya tidak sampai seribu buku. Kita harus masuk ke Project Gutenberg untuk menikmati buku-buku gratis lainnya dan meminta Kobo memindainya. Agak ribet memang.
Selain buku digital gratisan, Kobo juga menyediakan versi berbayar buku gratisan tadi dan jutaan eBook Komersial untuk dikonsumsi. kalau saya bandingkan harganya dengan Periplus atau Aksara yang tidak beda jauh, saya lebih memilih untuk membeli versi cetak di toko buku daripada di Kobo. :)
Kita tidak wajib mendaftar dengan username baru di Kobo. Kita bisa menggunakan ID Facebook kita dan mensinkronisasi Facebook dengan Kobo. Cara kedua lebih saya sarankan karena beberapa badge mensyaratkan kita mengunggah kegiatan membaca kita lewat Facebook.
Hal yang menarik dari Kobo adalah adanya penghargaan atau badge ala Foursquare yang dinamai Reading Life bagi penggunanya. Kita bisa mendapatkan badge ini setiap berhasil menyelesaikan salah satu misi. Yang paling gampang adalah ReadingLife yang didapat seusai mengunduh aplikasi, Facebook ketika menyelesaikan proses sinkronisasi, I Love My Library yang bisa diperoleh sesudai mengunduh satu buku lewat aplikasi, dan Once Upon A Time ketika memulai membaca satu buku. Penghargaan lain yang juga menarik adalah badge-badge yang mewajibkan kita membaca buku di waktu-waktu tertentu. Misal Sleeping In bila membaca buku disaat jam tidur (antara 9-12PM), Eat It bila membaca buku saat sarapan (antara 5-7 AM) atau Witching Hour bila membaca buku antara 0-5 AM. Total ada 25 badge yang bisa diperoleh.
Adanya badge ini memacu kita untuk membaca lebih rajin karena ada tantangan untuk mengoleksi badge. Sejak selesai membaca 2 buku, saya tidak terlalu berfokus mencari badge lagi karena sudah terhipnotis dunia sastra dan sosial. Tapi sebagai permulaan, badge ini sungguh membantu meningkatkan semangat membaca.
Aplikasi Kobo di Android cukup besar, mencapa 5.26MB, itu belum termasuk ebook yang akan dibaca. Untuk menghemat memory RAM hp, saya hanya mengunduh maksimal 5 buku dalam satu waktu. Buku lain tinggal di-bookmark di library atau dimasukkan memory card external untuk dibaca sewaktu-waktu. Kalau sudah selesai membaca salah satu buku, saya tinggal menghapusnya dari aplikasi dan mengunduh versi pdf.nya di Project Gutenberg.

Komentar

Eurica mengatakan…
Aku kesusahan nih cari free books di kobo, gimana cara carinya ya semuanya berbayar
ThinkTrial mengatakan…
masuk dulu ke situsnya, cari yg free lalu di bookmark, habis itu download manual lewat library di kobo

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

The Last Ship

Sebuah virus yang lebih mematikan dari Ebola dan lebih menular dari SARS menyerang penduduk bumi. Belum ada vaksinnya. Penduduk dunia yang tewas karena virus bertambah dengan cepat dari hari ke hari. Harapan terakhir ada di pundak virolog Dr. Rachel Scott dan awak kapal USS Nathan James. Mereka berjuang mencari vaksin virus tersebut agar dapat segera diberikan kepada orang-orang yang terinfeksi. The Last Ship adalah tontonan yang tepat bagi wanita pencandu ketegangan tapi tidak ingin kehilangan hiburan wajah-wajah tampan. Marinir-marini kapal USS Nathan James adalah gambaran ideal pasukan angkatan laut. Taktis, kuat, gesit, lincah, serba bisa, dan lumayan punya rasa humor. Bagi para wanita, inilah salah satu serial yang memanjakan mata.