Langsung ke konten utama

Sariayu Exotic Papua Mascara

    Maskara keluaran lama (seingat saya tahun 2008) dari Sariayu yang baru saja saya coba adalah Exotic Papua Mascara. Kosmetik ini kemungkinan bisa diperoleh di toko khusus kosmetik besar dan kecil yang stoknya cukup lengkap. Counter Sariayu di pertokoan besar kemungkinan sudah tidak menjualnya. Saya membeli maskara ini dengan harga IDR 33000. Diklaim mampu melentikkan dan memanjangkan bulu mata, dan tahan air.
    Kesan saya adalah Exotic Papua Mascara lebih bagus daripada Cantika Jawa Timur dalam hal kuas aplikatornya. Hasil aplikasi Exotic Papua lebih natural, bulu mata betul-betul terpisah satu sama lain dan tidak ada gumpalan maskara yang tersisa di eyelashes. Kuas Exotic Papua bentuk kecil, panjang dan melengkung, mirip Maybelline Magnum dalam versi diperkecil sepertiganya. Exotic Papua tidak dilengkapi dengan eyeliner sehingga ia terlihat lebih kecil. Saat mengaplikasikannya saya tidak menggunakan bantuan kertas karena lengkungan sikatnya begitu pas dengan lengkungan mata sehingga tidak ada sisa maskara yang mbleber ke kelopak mata.

     Setelah memakainya, saya tahu bahwa kekurangan maskara ini adalah tidak tahan air. Ia langsung luntur menjadi serpihan-serpihan hitam kecil saat terkena air dingin. Namun hal ini menjadi nilai lebihnya karena mudah dibersihkan. Cukup diusap dengan tisu basah (tisu yang dibasahi air juga bisa) maskara ini langsung luntur dan menghilang. Pastikan untuk menutup mata saat membersihkan bulu mata karena serpihan maskara yang masuk ke mata cukup pedih. Karena tidak tahan air, maskara ini cocok dipakai saat kerja dan akan sholat karena tidak diperlukan usaha ekstra untuk membersihkannya. Exotic Papua bisa dipakai lagi seusai sholat. 
    Menurut saya maskara ini tidak cocok untuk teman-teman yang matanya sensitif, kelopak matanya berminyak atau matanya mudah berair. Ia akan luntur dengan cepat akibat pengaruh air mata atau minyak. Yang bermata sensitif akan menderita kelilipen dan mata merah kalau serpihan maskara masuk ke mata.
    Saya akan membeli lagi maskara ini kalau masih diproduksi, karena menurut saya Exotic Papua cocok untuk pemakaian harian, mudah dipakai dan mudah dibersihkan. Kalau maskara di botol sudah habis, kuasnya bisa digunakan untuk mengaplikasikan maskara lain yang kuasnya kurang user-friendly dan kita menginginkan hasil yang natural.

Komentar

Anonim mengatakan…
kasih foto contoh swatch-nya donk..

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

The Last Ship

Sebuah virus yang lebih mematikan dari Ebola dan lebih menular dari SARS menyerang penduduk bumi. Belum ada vaksinnya. Penduduk dunia yang tewas karena virus bertambah dengan cepat dari hari ke hari. Harapan terakhir ada di pundak virolog Dr. Rachel Scott dan awak kapal USS Nathan James. Mereka berjuang mencari vaksin virus tersebut agar dapat segera diberikan kepada orang-orang yang terinfeksi. The Last Ship adalah tontonan yang tepat bagi wanita pencandu ketegangan tapi tidak ingin kehilangan hiburan wajah-wajah tampan. Marinir-marini kapal USS Nathan James adalah gambaran ideal pasukan angkatan laut. Taktis, kuat, gesit, lincah, serba bisa, dan lumayan punya rasa humor. Bagi para wanita, inilah salah satu serial yang memanjakan mata.