Langsung ke konten utama

Kehilangan Identitas Bangsa

    Membaca tulisan France Unlikely Import:Weight Loss Centre membuat saya terhentak. Bagaimana suatu negara yang terkenal dengan wanita-wanita yang langsing bisa mengalami obesitas dan terpaksa mengimpor metode diet dari negara lain. Mengingatkan saya bahwa sesuatu yang merupakan identitas suatu bangsa atau negara bisa hilang. Negara tersebut terpaksa mendatangkan identitasnya dari negara lain (impor).

    Indonesia adalah negara yang (dulu) terkenal dengan keramahannya, keragaman budaya, dan pemandangan yang indah. Tapi keramahan bangsa ini sekarang nyaris lenyap. Kerusuhan merebak dimana-mana. Orang bisa saja saling bunuh hanya karena tersinggung atau masalah kecil.
    Justru orang yang masih mempertahankan keramahannya menjadi sasaran penipuan. Sangat sering ditemui pengemis, atau peminta sumbangan masjid dan panti asuhan,atau orang yang berkedok musafir tersesat yang meminta uang.
    Melihat menipisnya kadar keramahan penduduk Indonesia, tidak heran kalau suatu saat kita terpaksa mendatangkan instruktur tata krama untuk mengajari pentingnya etika dan keramahan.
    Hal lain yang di masa depan akan hilang juga adalah pemandangan alam yang indah. Wisata adalah sumber pendapatan yang nyaris tidak pernah kering. Sayangnya sebagian obyek wisata ini terancam tumpukan sampah yang menggunung dan penambangan pasir dan batu. Karakter sebagian besar rakyat Indonesia yang menginginkan uang dengan cepat tanpa mempedulikan akibat jangka panjangnya, yaitu mempercepat kerusakan obyek-obyek wisata.
     Mungkin kalau diadakan sosialisasi mengenai pentingnya kebersihan,keaslian obyek-obyek wisata, dan keuntungannya bila mereka terpelihara kepada penduduk sekitar dan pengunjung kondisi situs-situs wisata itu kembali bersih. Kalau situs wisata ramai dikunjungi, penduduk lokal juga menikmati kemajuan ekonomi.
     Begitu pun dengan keragaman budaya. Beberapa organisasi Islam memberangus berbagai tradisi lokal dengan kekerasan. Masyarakat jadi takut menyelenggarakan kegiatan seni dan budaya. Pelan tapi pasti, berbagai kegiatan seni dan budaya dilupakan.
     Negeri jiran yang berupaya menghidupkan beberapa kegiatan seni dan budaya Indonesia malah dituding menjiplak. Tidakkah kita sadar bahwa kita sendirilah yang mematikan budaya lokal? Lalu kenapa harus marah ketika bangsa lain memeliharanya? Toh mereka masih satu rumpun dengan kita. Nenek moyang kita dan mereka sama. China juga tidak pernah marah ketika kuliner kita banyak meniru mereka (bakso, kwetiaw, lumpia,dll).

Komentar

Anonim mengatakan…
Setuju banget, ak jg suka nggak setuju dg sikap2 yg suka main berangus itu. Kurang bijaksana, nggak mikir efeknya, kalo kataku beragama yg kurang mendalami ilmu nya
Apalagi sudah k tempat wisata, potensial tapi nggak dikembangkan, pdhl negara lain yg nggak pny pemandangan se wah Indonesia bs maju pariwisatanya

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

The Last Ship

Sebuah virus yang lebih mematikan dari Ebola dan lebih menular dari SARS menyerang penduduk bumi. Belum ada vaksinnya. Penduduk dunia yang tewas karena virus bertambah dengan cepat dari hari ke hari. Harapan terakhir ada di pundak virolog Dr. Rachel Scott dan awak kapal USS Nathan James. Mereka berjuang mencari vaksin virus tersebut agar dapat segera diberikan kepada orang-orang yang terinfeksi. The Last Ship adalah tontonan yang tepat bagi wanita pencandu ketegangan tapi tidak ingin kehilangan hiburan wajah-wajah tampan. Marinir-marini kapal USS Nathan James adalah gambaran ideal pasukan angkatan laut. Taktis, kuat, gesit, lincah, serba bisa, dan lumayan punya rasa humor. Bagi para wanita, inilah salah satu serial yang memanjakan mata.