Langsung ke konten utama

Kompasiana: Cinta Indonesia Setengah. Diedit Oleh Pepih Nugraha

Banyak sekali platform blogging bertebaran saat ini. Salah satunya adalah Kompasiana, platform menulis blog dari harian Kompas. Kelebihan Kompasiana dibanding Wordpress, Blogger, atau platform lainnya adalah tulisan-tulisan di dalamnya punya kesempatan besar untuk diterbitkan di versi cetak (koran Kompas) ataupun dalam bentuk buku. Salah satunya adalah Cinta Indonesia Setengah dari Penerbit Bentang yang diedit oleh pendiri Kompasiana sekaligus wartawan senior Kompas, Pepih Nugraha.

Kita para blogger terkadang hanya mendengar dan memahami sudut pandang diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita saja. Dari kumpulan artikel kompasiana ini, kita bisa melihat berbagai tema dan permasalahan dari sudut pandang orang lain. Misal pada tema ekonomi, tulisan-tulisan cenderung chauvinis dan sempit terhadap keunggulan Indonesia masih bertebaran. Ironisnya: tulisan bernada rendah diri justru menghiasi bab nasionalisme.
Dari buku ini juga, kita jadi sadar kualitas blogger-blogger kita yang masih jauh dibanding penulis editorial atau opini di Kompas Cetak. Jangankan dibandingkan dengan blog di harian-harian Singapura atau Jepang, dibandingkan dengan blog atau tulisan di koran lokal macam Kontan atau Investor Daily saja masih kalah.

Mungkin tulisan di Kompasiana memang tidak dimaksudkan untuk investigasi atau tulisan serius, lebih condong ke tulisan untuk curahan hati. Walaupun ada juga tema dengan tulisan-tulisan menarik yang mencerahkan pikiran, seperti di bagian pertanian dan kelautan. Tulisan-tulisan lainnya pun cukup bagus, selama tidak dibandingkan dengan tulisan @newsplatter atau Andy Noya. Tapi jika dibandingkan dengan tulisan di situs, tulisan yang sudah diedit ini lebih menarik. Cukup 1.5 dari 5 bintang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

The Last Ship

Sebuah virus yang lebih mematikan dari Ebola dan lebih menular dari SARS menyerang penduduk bumi. Belum ada vaksinnya. Penduduk dunia yang tewas karena virus bertambah dengan cepat dari hari ke hari. Harapan terakhir ada di pundak virolog Dr. Rachel Scott dan awak kapal USS Nathan James. Mereka berjuang mencari vaksin virus tersebut agar dapat segera diberikan kepada orang-orang yang terinfeksi. The Last Ship adalah tontonan yang tepat bagi wanita pencandu ketegangan tapi tidak ingin kehilangan hiburan wajah-wajah tampan. Marinir-marini kapal USS Nathan James adalah gambaran ideal pasukan angkatan laut. Taktis, kuat, gesit, lincah, serba bisa, dan lumayan punya rasa humor. Bagi para wanita, inilah salah satu serial yang memanjakan mata.