Langsung ke konten utama

Radio Streaming

Pernahkah teman-teman mencoba layanan streaming radio yang lagu-lagunya bisa kita pilih sendiri seperti Spotify atau Rdio? Berbeda dengan streaming radio konvensional seperti GenFM, DeltaFM, Prambors atau Jogjastreamers dimana siaran radio biasa disiarkan lewat saluran internet, siaran radio lewat Spotify atau Last.fm memungkinkan kita hanya memutar lagu-lagu yang kita pilih. Jadi ocehan penyiar dan iklan (nyaris) ditiadakan. Basically, seperti memutar lagu dari mp3 player atau CD player.

Layanan ini-hingga tulisan ini disusun- hanya laris di negara-negara dengan kecepatan internet tinggi, seperti Amerika Serikat, Swedia, Inggris, Jepang atau Korea Selatan. Di negara-negara tersebut, biaya untuk streaming jauh lebih murah dibanding biaya untuk menyimpan database lagu di media fisik atau membeli media penyimpanan eksternal.
Bandingkan dengan di Indonesia. Kita lebih suka menyimpan lagu di database fisik dan internal, entah di harddisk internal, harddisk eksternal, cakram padat (CD,DVD), kartu memori,atau mp3 player. Biaya untuk langganan internet lebih tinggi daripada biaya untuk membeli media penyimpanan fisik. Sinyal internet pun kurang stabil. Di samping itu, pengguna internet lebih suka mengalokasikan bandwidthnya untuk menonton Youtube dan streaming radio konvensional. Mereka kurang tertarik model streaming lagu seperti Spotify atau Last.fm karena tidak bisa berinteraksi dengan penyiar radio.
Kesadaran akan hak cipta di Indonesia termasuk rendah. Lihat saja lapak-lapak DVD di pasar-pasar yang menyediakan sekeping DVD yang bisa memuat ribuan lagu hanya seharga belasan ribu saja. Padahal jika streaming, atau mengunduh lewat jaringan internet (iTunes,Google Play), dibutuhkan langganan kuota yang lumayan besar untuk mendapatkan lagu sebanyak itu. Disini hukum ekonomi berlaku. Kalau lebih mudah dan murah mendapatkan mp3 bajakan, kenapa harus repot-repot streaming atau beli di Google Play? Toh tarif untuk satu lagu hampir sama dengan harga sekeping DVD.
Salah satu manfaat radio di Indonesia adalah sebagai media penyebaran informasi lokal dan media interaksi sesama pendengar. Kita bisa saling berbagi info tentang titik macet, film terbaru, pentas seni terkini, jadwal diskon, hingga harga sembako. Kita pun bisa saling mengirim pesan ke sesama pendengar radio dan adu kecerdasan dengan penyiar radio. Di Spotify, Last.fm dan Rdio, kesemua fitur tersebut dihilangkan. Pendengar hanya disuguhi lagu tanpa komentar penyiar.

Sebagian pengguna Last.fm adalah anak muda yang gemar mencoba hal baru. Namun ketika menyadari betapa keringnya Last.fm dan kepraktisan memutar musik lewat mp3 player, mereka kembali ke stasiun radio konvensional. Itulah sebabnya layanan streaming radio konvensional seperti Jogjastreamers laris dikunjungi dan mendulang banyak pendengar setia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

The Last Ship

Sebuah virus yang lebih mematikan dari Ebola dan lebih menular dari SARS menyerang penduduk bumi. Belum ada vaksinnya. Penduduk dunia yang tewas karena virus bertambah dengan cepat dari hari ke hari. Harapan terakhir ada di pundak virolog Dr. Rachel Scott dan awak kapal USS Nathan James. Mereka berjuang mencari vaksin virus tersebut agar dapat segera diberikan kepada orang-orang yang terinfeksi. The Last Ship adalah tontonan yang tepat bagi wanita pencandu ketegangan tapi tidak ingin kehilangan hiburan wajah-wajah tampan. Marinir-marini kapal USS Nathan James adalah gambaran ideal pasukan angkatan laut. Taktis, kuat, gesit, lincah, serba bisa, dan lumayan punya rasa humor. Bagi para wanita, inilah salah satu serial yang memanjakan mata.