Langsung ke konten utama

Keliling Sumatera Luar Dalam by Muhammad Iqbal

Buku tentang jalan-jalan, baik panduan ataupun tulisan pengalaman pelakunya, masih laris sampai hari ini. Sejak seri Naked Traveler meledak di pasaran dan dibuatkan acaranya (tanpa melibatkan penulis serialnya), penerbit berlomba-lomba merilis buku jalan-jalan. Salah satunya penerbit Grasindo yang mengangkat Keliling Sumatera Luar Dalam oleh Muhammad Iqbal.

Buku ini bisa dibilang panduan dan laporan pandangan seorang backpacker dalam menyusuri Pulau Sumatera. Gaya penulisannya mendekati Trinity dalam Naked Traveler, cuma kekurangan unsur humor. Karena penulisnya adalah jurnalis, ia cenderung melaporkan perjalanannya sebagaimana adanya tanpa tambahan disana-sini.
Buku ini juga menekankan aspek humanisme dan interaksi antar manusia di Sumatera dan pulau-pulau sekitarnya. Jika ingin melihat bagaimana pembangunan belum menyentuh manusia di pulau-pulau terluar di Indonesia Barat, bacalah buku ini. Di sana, makanan, ikan, dan buah-buahan melimpah, tapi tak ada listrik. Solar dan bensin bersubsidi harganya dua kali lipat di Jawa. Penduduknya ramah, mau menemani orang asing yang menginap di rumah mereka. Mereka belum punya rasa tanggung jawab memelihara lingkungan seperti halnya saudara-saudara mereka di Jawa.

Kekuatan utama buku ini adalah penggambaran yang apa adanya, tanpa ditambah opini bermacam-macam. Pembaca bisa langsung membayangkan kondisi suatu tempat saat penulis menggambarkannya. Buku ini juga panduan bagus bagi backpacker yang ingin berkelana keliling Sumatera. Hanya dengan 5 juta rupiah, penulis bisa menjelajah Sumatera dalam 3 bulan. Menarik bukan? 3 dari 5 bintang. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

The Last Ship

Sebuah virus yang lebih mematikan dari Ebola dan lebih menular dari SARS menyerang penduduk bumi. Belum ada vaksinnya. Penduduk dunia yang tewas karena virus bertambah dengan cepat dari hari ke hari. Harapan terakhir ada di pundak virolog Dr. Rachel Scott dan awak kapal USS Nathan James. Mereka berjuang mencari vaksin virus tersebut agar dapat segera diberikan kepada orang-orang yang terinfeksi. The Last Ship adalah tontonan yang tepat bagi wanita pencandu ketegangan tapi tidak ingin kehilangan hiburan wajah-wajah tampan. Marinir-marini kapal USS Nathan James adalah gambaran ideal pasukan angkatan laut. Taktis, kuat, gesit, lincah, serba bisa, dan lumayan punya rasa humor. Bagi para wanita, inilah salah satu serial yang memanjakan mata.