Langsung ke konten utama

Fair & Lovely: Krim Pencerah Multivitamin

Di tahun 2011 Unilever akhirnya meluncurkan krim pelembab wajah Fair & Lovely untuk pasar Indonesia. Sebelumnya moisturizer ini sangat populer di negara Asia Selatan seperti India dan Bangladesh.
Fair & Lovely dipasarkan dalam 3 kemasan berbeda, yaitu 9 gram, 30 gram dan 80 gram. Kali ini saya berkesempatan mencoba kemasan terkecil, 9 gram, yang bisa didapat seharga 2500 saja.

Fair & Lovely diklaim berkhasiat mengurangi penggelapan kulit, noda kulit, warna kulit tidak merata dan mencerahkan kulit. Bahan aktifnya mencakup Niacinamide, Titanium Dioxida (banyak ditemukan di abu vulkanik gunung berapi), Allantoin dan Alumina.
Kemasan 9 gram bisa dipakai setiap hari selama sebulan. Formulanya mudah menyerap, tidak seperti Pond’s. Sesudah mengoleskan Fair & Lovely di wajah dan dagu, bedak bisa langsung diaplikasikan.
Tidak adanya rincian detil mengenai nilai perlindungannya terhadap sinar matahari membuat saya agak bingung mengenai seberapa lama ia mampu menangkis radiasi sinar matahari. Karena Fair & Lovely sepertinya memang hanya dimaksudkan sebagai pelembab saja, ia tidak mampu menangkis atau menyerap radiasi sinar matahari. Setelah 2 jam pemakaian di luar ruangan dengan bedak yang juga tidak bertabir surya, dahi dan pipi saya terasa panas. Kandungan titanium dioxida Fair & Lovely ini sepertinya terlalu kecil.
Dibanding saudaranya, Pond’s, Fair & Lovely lebih enak di kulit. Tidak ada efek berminyak setelah pemakaian. Namun mengingat krim ini hanya berfungsi sebagai pelembab, disarankan untuk memakai bedak bertabir surya atau tabir surya sekalian setelah memakai Fair & Lovely untuk menghindari radiasi sinar matahari yang berlebihan.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

The Last Ship

Sebuah virus yang lebih mematikan dari Ebola dan lebih menular dari SARS menyerang penduduk bumi. Belum ada vaksinnya. Penduduk dunia yang tewas karena virus bertambah dengan cepat dari hari ke hari. Harapan terakhir ada di pundak virolog Dr. Rachel Scott dan awak kapal USS Nathan James. Mereka berjuang mencari vaksin virus tersebut agar dapat segera diberikan kepada orang-orang yang terinfeksi. The Last Ship adalah tontonan yang tepat bagi wanita pencandu ketegangan tapi tidak ingin kehilangan hiburan wajah-wajah tampan. Marinir-marini kapal USS Nathan James adalah gambaran ideal pasukan angkatan laut. Taktis, kuat, gesit, lincah, serba bisa, dan lumayan punya rasa humor. Bagi para wanita, inilah salah satu serial yang memanjakan mata.