Langsung ke konten utama

Travelling Books : The Naked Traveler

    
image courtesy of Gramedia.com
      Medio 2000an, acara jalan-jalan atau travelling mulai menjamur. Hal ini dipicu maraknya acara kuliner yang bertebaran di berbagai stasiun TV (terutama dari TransGroup). Orang mulai bertanya-tanya, seperti apa rasa makanan dari daerah lain. Dari hasil wisata kuliner itu mereka mendapat bonus keindahan pemandangan alam dan pengalaman perjalanan (trip, journey) yang berbeda. Mereka berbagi pengalaman wisata dan kuliner itu melalui media sosial seperti blog, Facebook, dan (baru-baru ini) Twitter.
      Salah satu penulis yang
beruntung blognya sukses menarik puluhan ribu pembaca adalah Trinity (naked-traveler.com). Dialah pionir penerbitan kumpulan esai genre travel (jalan-jalan) dalam bentuk buku setelah Raditya Dika sukses dengan genre humor berjudul Kambing Jantan. Berbeda dengan tulisa humor yang membutuhkan kemampuan menarik perhatian dan menohok nalar, tulisan perjalanan hanya membutuhkan kemampuan menulis deskriptif dan sedikit gambar pemandangan dari lokasi wisata. Blog Naked Traveler menyadarkan orang bahwa mereka bisa membuat esai deskripsi perjalanan dengan mudah.
     Sampai saat ini, Trinity sudah menelurkan 4 seri Naked Traveller, satu komik, 2 buku kumpulan esai keroyokan dari beberapa penulis (Travelove dan The Journeys), plus berbagai tulisan di media cetak dan elektronik. Walau bukan orang kaya super tajir melintir seperti Bakrie’s atau Hartono’s, Trinity mampu membiayai sendiri kegiatan jalan-jalannya dengan menabung, berhemat dan mencari pendapatan tambahan. She’s an ordinary woman who achieve her goal with her own strength. Such an inspirational woman.
     Cara menulis dan menceritakan peristiwa ala Trinity sungguh sederhana. Ia bercerita dengan lancar dan mengalir, tidak terlalu dipusingkan oleh kaidah : Where, When, What, Who, Whom, dan How. Kadang salah satu dari keenam elemen tersebut tidak ada, namun ceritanya tetap utuh dan menarik.
     Bagi saya, semua cerita Trinity menarik. Tidak ada yang terlalu favorit. Karena melalui tulisan-tulisannya ia mengajak kita untuk mengenal budaya negeri sendiri dan tahu budaya negara lain.
     Kita seolah disadarkan bahwa pariwisata Indonesia sungguh kurang promosi dan infrastruktur. Jarang ada yang tahu pantai-pantai cantik dan perawan di Laut Selatan atau prosesi adat tahunan di Indonesia Timur. Jalan penghubung di Luar Jawa yang rusak total atau jadawal penerbangan yang sering delay menambah masalah pariwisata Indonesia.
     Naked Traveler membuka jalan bagi terbitnya buku dan novel bergenre jalan-jalan lain. Sejak Trinity sukses besar, penerbit berlomba-lomba menerbitkan buku dengan tema serupa. Sebutlah : Ciao Italia, Selimut Debu, Wisata ke (sebut negara) dengan (1-5 jutaan), bermacam tips travelling, sampai seri Lonely Planet. Semua buku tersebut laris manis diborong pembaca.

     Mbak Trinity mungkin sering disangka cuek dan judes. Tapi berkat dialah generasi muda jadi bersemangat mengunjungi tempat-tempat wisata di tanah air. Klo Naked Traveler tidak terbit dalam bentuk buku mungkin generasi sekarang lebih suka menonton acara wisata di televisi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

The Last Ship

Sebuah virus yang lebih mematikan dari Ebola dan lebih menular dari SARS menyerang penduduk bumi. Belum ada vaksinnya. Penduduk dunia yang tewas karena virus bertambah dengan cepat dari hari ke hari. Harapan terakhir ada di pundak virolog Dr. Rachel Scott dan awak kapal USS Nathan James. Mereka berjuang mencari vaksin virus tersebut agar dapat segera diberikan kepada orang-orang yang terinfeksi. The Last Ship adalah tontonan yang tepat bagi wanita pencandu ketegangan tapi tidak ingin kehilangan hiburan wajah-wajah tampan. Marinir-marini kapal USS Nathan James adalah gambaran ideal pasukan angkatan laut. Taktis, kuat, gesit, lincah, serba bisa, dan lumayan punya rasa humor. Bagi para wanita, inilah salah satu serial yang memanjakan mata.