Langsung ke konten utama

In Praise of: Louisa May Alcott


      Hanya beberapa penulis yang karya-karyanya bisa saya baca berulangkali sampai bukunya perlu ganti sampul. Di antaranya: John Grisham, Michael Crichton, Agatha Christi, Enid Blyton, Malcolm Gladwell, Walter Isaacson dan Louisa May Alcott.

            Louisa May Alcott adalah penulis yang menelurkan sejumlah karya, di antaranya Little Women dan Goodwive. Keunggulan karya-karyanya adalah alurnya yang begitu mengalir, pengembangan karakter yang konstruktif (tokoh-tokohnya bisa jatuh bangun berulang kali dan semakin kuat dan baik), konflik yang detail dan membangun, dan rangkaian kata yang sederhana dan mudah dimengerti. Karena kesederhanaannya itulah, baik versi asli maupun terjemahan tidak ada perbedaan jauh, tetap menghibur dan membangun.
            Kesederhanaannya jugalah yang membuat karya-karya Alcott tetap digemari walau banyak penulis-penulis baru bermunculan. Karya-karyanya, terutama Little Women, termasuk karya wajib yang disediakan aplikasi pembaca ebook  manapun.
            Nilai-nilai yang ditawarkan Alcott dalam novel-novelnya bersifat universal dan bisa diterima hingga saat ini. Bahwa kombinasi kelembutan dan ketegasan diperlukan dalam mendidik anak, bahwa dialog diperlukan dalam membangun rumah tangga dan keluarga yang kuat, bahwa memaafkan punya kekuatan luar biasa dalam menumbuhkan kepribadian seseorang, tetap relevan hingga saat ini.
            Alcott memasukkan nilai-nilai tersebut bukan dengan konflik yang keras atau pertentangan panas seperti James Patterson atau Sidney Sheldon, tapi melalui tingkah laku, dialog dan interaksi yang mengalir dan dapat direfleksikan dalam hidup penggemar-penggemarnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

The Last Ship

Sebuah virus yang lebih mematikan dari Ebola dan lebih menular dari SARS menyerang penduduk bumi. Belum ada vaksinnya. Penduduk dunia yang tewas karena virus bertambah dengan cepat dari hari ke hari. Harapan terakhir ada di pundak virolog Dr. Rachel Scott dan awak kapal USS Nathan James. Mereka berjuang mencari vaksin virus tersebut agar dapat segera diberikan kepada orang-orang yang terinfeksi. The Last Ship adalah tontonan yang tepat bagi wanita pencandu ketegangan tapi tidak ingin kehilangan hiburan wajah-wajah tampan. Marinir-marini kapal USS Nathan James adalah gambaran ideal pasukan angkatan laut. Taktis, kuat, gesit, lincah, serba bisa, dan lumayan punya rasa humor. Bagi para wanita, inilah salah satu serial yang memanjakan mata.